Selain itu, Abdul Kodir juga mengakui, Investasi di Kota Depok setiap tahunya mengalami tren penurunan. Hal ini disebabkan keterbatasan lahan untuk pembangunan, yang biasanya dilakukan para investor.
“Tahun ini memang agak berkurang ya, tahun lalu ada Lazada, Shope dan perumahan baru yang ada di wilayah Sawangan, sekarang karena lahan semakin terbatas,” ungkap dia.
Abdul Kodir menjelaskan, pihaknya juga akan melaksanakan forum investasi yang akan mengundang seluruh para investor di Kota Depok, sekaligus memberikan penghargaan kepada perushaan yang rajin melakukan pelaporan.
“Kegiatan ini dilakukan pada 17-18 November 2025, yang akan dihadiri para investor yang ada di Kota Depok,” tutur dia.
Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Depok dari Fraksi Gerindra, Gerry Wahyu Riyanto mengatakan, Kota Depok berpotensi menjadi magnet investasi, asalkan pemerintah kota membuka akses informasi aset dan mempermudah perizinan.
Gerry Wahyu Riyanto menekankan, dua poin penting. Transparansi digital dan prosedur yang tegas namun mudah, adalah kunci agar investor tidak ragu menanamkan modal di kota ini.
“Yang pertama terkait pemberdayaan aset. Aset pemerintah kota yang mana saja bisa dioptimalkan, didayagunakan, atau dikerjasamakan dengan pihak swasta atau pihak lain, karena ini salah satu pintu untuk meningkatkan pendapatan,” ujar dia.
Gerry mengatakan, digitalisasi data aset melalui aplikasi mirip Sentuh Tanahku milik BPN dapat menjadi contoh untuk mempermudah calon investor mengakses informasi. Dengan begitu, investor tidak perlu datang langsung ke Depok untuk mendapatkan data awal.
“Kalau dibuat digital, semua informasi tentang kerjasama, nilai aset, dan luasan bisa terbuka. Hal ini akan memancing minat investor,” katanya.
Selain optimalisasi aset, Gerry menekankan, pentingnya keterbukaan publik dalam proses perizinan. Menurutnya, proses yang menyulitkan dapat menghambat minat para investor.
“Perizinan harus dibuat mudah tetapi tetap tegas, tidak menyalahi tata ruang dan peruntukan yang sudah ditetapkan. Tujuannya jangan sampai terjadi lagi orang sudah membangun tapi tidak pada tempatnya, yang justru menimbulkan kerugian dan membuat trauma,” ujar Gerry.
Dengan transparansi aset dan kemudahan perizinan, Gerry meyakini, Depok dapat menarik lebih banyak investor sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah tanpa mengganggu tata ruang dan perencanaan kota.
“Ini sih kalau kami lihat perlahan, Pemkot Depok memperbaiki masalah sistem itu agar Depok bisa ramah investasi dalam berbagai aspek,” tandas Gerry. ***
Artikel Terkait
Batas Usia Calon Jemaah Haji 13 Tahun, Begini Penjelasan Kemenag Depok
Depok Tuan Rumah Liga 4 Seri 2 Piala Gubernur Jawa Barat, Walikota Supian Suri : Selamat Bertanding, Berjalan Sportif
Tak Terima Divonis 10 Tahun, Anggota DPRD Kota Depok Rudy Kurniawan Ajukan Banding Atas Kasus Asusila Anak
Anggota DPRD Ade Firmansyah Dorong Pemerataan Pembangunan Puskesmas di Depok
Siswanto Nilai RSSG Bukti Nyata Pendidikan yang Berkeadilan dan Inklusif, Tapi ada Evaluasi Penting!
Kantor Imigrasi Depok Kunjungi Rudenim Medan : Belajar Ketahanan Pangan, Tengok Dapur Makan Bergizi Gratis
Genjot UMKM, Stafsus Presiden Cetak Talenta Digital di Depok : Ini yang Dilakukan