Ihwal titik rawan, pihaknya tidak ingin mengalkulasi. Semua wilayah punya potensi yang sama terjadi bencana. Sebab itu, pengawasan dan kewaspadaan berlaku untuk seluruhnya.
“Kami tidak ingin memperkirakan. Pada prinsipnya kami dalam keadaan siap sedia,” tegas Adnan.
Dirinya melansir sampai Oktober ini, tercatat ada sebanyak 115 kejadian bencana di Kota Depok. Rinciannya, Januari (1), Februari (4), Maret (47), April (24), Mei (0), Juni (10), Juli (6), Agustus (10), September (5), dan Oktober (8).
Dari jumlah kejadian tersebut, banjir menjadi bencana paling sering terjadi. Sebanyak 76 kejadian. Data lengkpanya, antara lain, tanah longsor (6), bangunan rubuh (12), pohon tumbang (11), tenggelam (1), dan angin kencang (5).
Sebelumnya, Walikota Depok, Supian Suri mengatakan, dalam jangka pendek pihaknya akan melakukan pembersihan saluran air yang tersumbat sampah. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir genangan saat hujan deras turun.
Ia menyoroti perlunya perencanaan program jangka panjang, termasuk penambahan saluran air di titik-titik yang belum memiliki jalur khusus untuk drainase. Upaya ini, sebagai solusi agar peristiwa serupa tidak terulang.
“Tadi kami sudah lihat dari hulu, ada gorong-gorong besar yang bisa kita maksimalkan. Tinggal dipastikan apakah itu berfungsi atau tidak. Ada juga beberapa titik saluran yang mendukung penyelesaian masalah ini,” ungkapnya.
Supian Suri menjelaskan, dalam jangka pendek, Pemkot Depok akan melakukan pembersihan saluran air yang tersumbat sampah. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir genangan saat hujan deras turun.
“Minimal dalam waktu dekat kalau ada hujan deras lagi, tidak terjadi banjir. Saluran yang ada harus kami maksimalkan dulu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Supian Suri menyoroti perlunya perencanaan program jangka panjang, termasuk penambahan saluran air di titik-titik yang belum memiliki jalur khusus untuk drainase.
“Tadi kami lihat, ada saluran yang ternyata ducting-nya hanya untuk kabel, tidak ada saluran airnya. Artinya, perlu ada penambahan saluran yang nanti akan tersambung ke jalur utama,” katanya.
Supian menekankan, pembangunan saluran air baru di Jalan Raya Pekapuran juga akan menjadi salah satu langkah utama agar air hujan tidak langsung mengalir ke Perumahan Sukatani.
“Saluran di hulu harus dibangun. Kita juga akan meninggikan jembatan yang selama ini terlalu rendah dan menghambat aliran air,” tekannya.
Tak hanya itu, Supian juga menemukan sejumlah embung yang sudah mati alias tidak lagi berfungsi optimal. Embung-embung ini, yang semestinya menjadi penampung air saat hujan deras, justru menambah masalah karena daya tampungnya menurun drastis.
“Kami harus urai satu per satu titik masalahnya. Ini persoalan kompleks yang butuh solusi teknis dan menyeluruh,” tambah Supian.
Pemerintah Kota Depok berkomitmen untuk segera merealisasikan solusi tersebut, termasuk revitalisasi embung dan perbaikan sistem drainase yang selama ini menjadi sumber genangan.
Artikel Terkait
Batas Usia Calon Jemaah Haji 13 Tahun, Begini Penjelasan Kemenag Depok
Depok Tuan Rumah Liga 4 Seri 2 Piala Gubernur Jawa Barat, Walikota Supian Suri : Selamat Bertanding, Berjalan Sportif
Tak Terima Divonis 10 Tahun, Anggota DPRD Kota Depok Rudy Kurniawan Ajukan Banding Atas Kasus Asusila Anak
Anggota DPRD Ade Firmansyah Dorong Pemerataan Pembangunan Puskesmas di Depok
Siswanto Nilai RSSG Bukti Nyata Pendidikan yang Berkeadilan dan Inklusif, Tapi ada Evaluasi Penting!
Kantor Imigrasi Depok Kunjungi Rudenim Medan : Belajar Ketahanan Pangan, Tengok Dapur Makan Bergizi Gratis
Genjot UMKM, Stafsus Presiden Cetak Talenta Digital di Depok : Ini yang Dilakukan