Minggu, 21 Desember 2025

Pengungsi Banjir Garoga Butuh Pakaian Dalam dan Popok

- Senin, 15 Desember 2025 | 07:25 WIB
Dalam sehari Gerakan Anak Negeri telah mengobati hampir 200 warga terdampak bencana di Sumatera Utara, Kamis (11/12/2025)
Dalam sehari Gerakan Anak Negeri telah mengobati hampir 200 warga terdampak bencana di Sumatera Utara, Kamis (11/12/2025)

RADARDEPOK.COM - Kebutuhan mendesak pengungsi korban banjir di wilayah Garoga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara bukan lagi sekadar makanan dan pakaian, melainkan penampungan sementara serta perlengkapan dasar yang hingga kini masih minim.

Hal tersebut disampaikan Masari Pasaribu, salah satu korban banjir yang juga berstatus ibu rumah tangga.

Masari menyebutkan, bantuan pakaian bekas memang sudah banyak diterima di posko-posko pengungsian. Namun, bantuan tersebut belum sepenuhnya menjawab kebutuhan harian, terutama bagi perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Petugas Kesehatan di Sumatera

“Buat kami ibu rumah tangga, yang paling penting itu pakaian dalam. Sekarang banyak bantuan pakaian bekas, tapi pakaian dalam hampir tidak ada, apalagi untuk anak-anak. Itu susah dicari,” ujar Masari, Minggu, 14 Desember 2025.

Selain pakaian dalam, kata Masari, kebutuhan mendesak lainnya adalah popok atau diapers serta handuk. Menurutnya, perlengkapan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan para pengungsi, khususnya balita dan anak-anak.

Masari juga mengungkapkan kekhawatiran terkait persediaan logistik di penampungan yang mulai menipis. Ia menyebutkan, masa tanggap darurat di lokasi pengungsian diperkirakan hanya berlangsung sekitar dua pekan.

Baca Juga: Ratusan Warga Pesisir Pantai Barus Alami Penyakit Pasca Banjir, Didominasi Infeksi Saluran Pernapasan dan Penyakit Kulit

“Di penampungan persediaannya sudah mulai menipis. Katanya masa darurat cuma dua minggu. Masyarakat yang kehilangan rumah sekarang mikirnya nanti tinggal di mana,” katanya.

Menurut Masari, hingga saat ini belum ada kejelasan terkait solusi tempat tinggal bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hanyut akibat banjir. Ia menilai, penampungan sementara menjadi kebutuhan paling mendesak untuk mengurangi kecemasan para korban.

“Yang paling penting itu penampungan sementara. Masyarakat yang di posko-posko ini mau ditaruh di mana, supaya kekhawatiran mereka berkurang,” ujarnya.

Baca Juga: Depok Digempur Cuaca Ekstrem, Walikota Supian Suri Minta Aparatur Waspada

Meski bantuan makanan dan logistik dinilai cukup karena terus berdatangan dari berbagai daerah, persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan.

Masari berharap proses pemulihan pascabencana dapat berlangsung lebih cepat agar warga segera bangkit dan terbebas dari trauma. Ia mengungkapkan, rasa takut masih menghantui masyarakat setiap kali hujan turun, terlebih setelah sempat terjadi banjir susulan.

“Harapannya pemulihan ini lebih cepat dan lebih baik, supaya masyarakat bisa keluar dari trauma. Sekarang setiap hujan kami langsung ketakutan,” pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X