Pertemuan Puan-AHY, Pengamat : Demokrat Bisa Balik Badan dari Koalisi Perubahan

Pertemuan AHY dan Puan Maharani, lanjut dia, menunjukkan kepada masyarakat bahwa pilihan berbeda tidak merusak persaudaraan.

"Pendiri Republik ini mereka berbeda pandangan di dalam satu ruangan tapi mereka tetap bersahabat dengan baik. Nah, itu harus kita tunjukkan lagi," imbuhnya.

Soal adanya keraguan akan nasib koalisi pasca pertemuan AHY dan Puan, dia menampik. Anies optimistis, koalisi yang dibangunnya bersama NasDem, PKS, dan Demokrat tetap solid dan kukuh. "Karena kita sudah lama tidak menyaksikan silaturahmi itu (elit beda pilihan politik bertemu) makanya muncul pertanyaan seperti itu," imbuhnya.

Menurut Anies, model politik persahabatan sudah seharusnya dijunjung tinggi dan dihadirkan kembali di dalam ruang demokrasi Indonesia. Cara berpolitik para pendiri bangsa harus menjadi teladan dan rujukan bersama para pelaku politik saat ini.  

Baca Juga: MK Laporkan Denny ke Organisasi Advokat

"Harapannya semua unsur partai politik dan masyarakat membiasakan untuk selalu menjaga silaturahmi walaupun ada perbedaan pandangan," jelasnya.

Sementara itu, pertemuan Puan dan AHY ini tak dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa oleh lawan politiknya. Menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, ini hanya dinamika politik yang biasa terjadi. Bahkan, harus dilakukan dalam dinamika politik yang ada di Indonesia. 

Pihaknya pun menghormati adanya komunikasi-komunikasi yang dijalin oleh setiap partai politik saat ini. ”Kita menghormati setiap partai politik untuk melakukan komunikasi maupun berkoalisi dengan partai manapun kalau menghadapi pileg maupun pilpres 2024,” ujarnya ditemui usia acara konsolidasi kader Gerindra DKI di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (18/6).

Lalu, apakah akan mengganggu peta koalisi Gerindra? Dasco tak banyak merespon. Dia hanya memastikan, untuk koalisi, Gerindra sudah melakukan kerja sama politik dengan PKB. Penjajakan-penjajakan dengan beberapa partai politik juga tengah dimatangkan saat ini. 

Baca Juga: Lagi, Obat Keras Dijual Bebas di Depok, Warga Bojongsari Baru Amankan 1.583 Butir

Ia tak menjabarkan partai mana saja yang dimaksut. Namun, ketika ditanya soal isu pengajuan Airlangga Hartarto menjadi cawapres Prabowo, pria yang menduduki jabatan Wakil Ketua DPR RI ini mengungkapkan, bahwa dalam penjajakan-penjajakan koalisi memang ada beberapa persyaratan yang saling dikomunikasikan. Yang mana, saat ini komunikasi-komunikasi tersebut masih terus berlangsung. 

Jawaban serupa juga dilontarkan Dasco saat disinggung soal isu PAN yang menginginkan Erick Tohir sebagai cawapres Prabowo sebagai syarat koalisi. ”Setiap partai yang akan melakukan koalisi tentunya akan memberikan syarat-syarat yang diberikan kepada calon koalisinya. Dan itu saya pikir hal yang wajar,” ungkapnya.  

Sementara, soal mantan kader Gerindra Sandiaga Uno yang telah merapat ke PPP, Dasco menilai, itu merupakan hak dari Sandi. Termasuk, penunjukan Sandi oleh PPP sebagai cawapres Ganjar dalam pilpres nantinya. 

Dia menegaskan, hal itu tak jadi masalah bagi Gerindra. Pihaknya pun siap head to head bila memang harus jadi rival nantinya saat pileg maupun pilpres. ”(Akan jadi rival dong? red) Ya kan itu rival hanya pada saat pileg, saat pilpres, sama-sama anak bangsa, nggak papa itu,” tegasnya. (jwp/***)