Sebelum gencatan senjata, serangan Israel justru lebih brutal. Serangan pada Selasa (21/11) malam dan kemarin di kamp-kamp pengungsian serta dekat rumah sakit (RS) telah menewaskan setidaknya 100 orang.
Baca Juga: Buruh Depok Ngotot UMK Naik 15 Persen, UMP Diumumkan Hari Ini
IDF menyerang RS Kamal Adwan di Gaza Utara. Mereka juga terus mengepung RS Indonesia dan secara paksa mengevakuasi semua orang yang mengungsi di dalam RS.
Sembilan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk anak-anak, dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah. Serangan lainnya juga terjadi di Falujah dan Rafah.
Direktur RS Kamal Adwan mengungkapkan bahwa pihaknya menerima 60 jenazah. Serangan di Tepi Barat juga menyebabkan enam warga Palestina tewas.
Baca Juga: Indonesia Kembali Kirim Bantuan Tahap Dua ke Palestina Rp31,9 Miliar
Sejak perang berlangsung, Israel telah membunuh setidaknya 14.100 penduduk Gaza dengan lebih dari 5.600 orang di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 33 ribu orang terluka dan 6.800 orang hilang.
Jumlah itu lebih sedikit daripada perkiraan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor yang menyatakan hingga 20 November korban tewas di Gaza mencapai 16.413 orang. Itu berarti satu dari setiap 142 warga sipil Palestina terbunuh dalam 1,5 bulan.
Jumlah anak-anak yang tewas dalam perang di Gaza mencapai 42 persen. Sebagai perbandingan, dalam perang di Syria, korban anak hanya 10 persen. Lalu, perang Iraq 8,6 persen dan pada perang Ukraina 6 persen.
Baca Juga: RS Indonesia Dibombardir Israel, 12 Meninggal, 700 Luka-luka
”Angka-angka ini memberikan gambaran betapa brutalnya apa yang terjadi di Gaza,” ujar kolumnis The Guardian Owen Jones.***