RADARDEPOK.COM-Pangan memang menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat sehingga ruang ini menjadi sasaran empuk untuk ‘dimainkan’. Apalagi, saat ini Indonesia sedang melangsung pesta demokrasi akbar yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024.
Kenyataan di lapangan saat ini, beras yang masuk dalam pangan dasar masyarakat Indonesia sedang mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan di berbagai Kota maupun Kabupaten, termasuk Kota Depok.
Baca Juga: Ahok Kembali Bikin Blunder, Sumpahi Oma 82 Tahun, Puspenpol Sayangkan Ucapannya
Namun siapa yang biasa memastikan kenaikan harga beras ada faktor permainan Pemilu 2024, mengingat Pemerintah sekarang tengan menggelontorkan Bantuan Sosial yang komponen di dalamnya ada beras.
Kenaikan beras yang dipicu adanya Pemilu 2024 juga tak dipungkiri sala satu pedagang beras di Pasar Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Eman.
Saat dikonfirmasi Radar Depok di los dagangnya, Eman tak menampik, penyebab kenaikan harga beras yang terus melonjak tinggi akibat menjelang Pemilu 2024. Tapi ia tak paham apa yang menjadi faktor utamnya, jadi hanya sebatas dugaan liar dirinya.
“Saya tidak tau pasti, tetapi mungkin ini salah satu akibat menjelang pemilu 2024 yang sebentar lagi akan dilaksanakan,” kata dia.
Baca Juga: Glamping Seru dan Menyenangkan di Tenjo Laut Kuningan, dengan View Waduk Darma yang Menawan
Eman bahwa harga beras terus mengalami kenaikan. Melonjaknya berbagai macam harga beras ini sejak pekan lalu.
“Naik terus, dari minggu kemarin, semua jenis beras naik dari berbagai merek,” ujar dia Selasa (6/2/2024).
Saat ini, kata Eman, harga beras tersebut sudah naik dengan kisaran Rp1.000 kilogram. Salah satunya beras merek Petruk, awalnya beras tersebut seharga Rp15 ribu perkilogra. Namun, hingga saat ini sudah Rp16 ribu perkilogram
“Kenaikan tersebut tidak menentu kadang, Rp500 atau Rp1.000,” ucap dia.
Lebih jauh, Eman menjelaskan, kenaikan harga beras ini sangatlah berdampak pada daya jual beli, yang mengakibatkan menurunya omzet para pedagang beras. Omzetya yang sebelumnya berkisar Rp5 juta perhari, kini hanya Rp3 juta perhari.
“Pastinya, sangat berdampak lah, jumlah pembeli semakin berkurang, masyarakat terus mencari beras yang paling murah,” ungkap dia.
Baca Juga: Tempat Wisata Murah ini Romantis Banget bak di Negeri Dongeng, Enggak bikin Nyesel Liburan ke sini!