utama

Puluhan Ribuan WNI di Hongkong Gagal Nyoblos di TPS, Ini Alasannya!

Rabu, 14 Februari 2024 | 05:30 WIB
WNI di Hong Kong antre untuk melakukan pencoblosan dalam Pemilu 2024. (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM - Sejumlah persoalan muncul pada H-1 Pemilu 2024. Di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, terjadi perusakan surat suara. Hal itu berimplikasi pemungutan suara tidak bisa sesuai jadwal dan akan ada coblosan susulan.

Komisioner KPU RI Mochammad Afifuddin mengatakan, sejumlah logistik pemilu di Paniai memang rusak. Itu terjadi lantaran ada kesalahpahaman dalam menilai formulir C1. Sejumlah pihak menilai C1 palsu karena tidak ada hologram. Padahal, di Pemilu 2024, hologram tidak lagi dipakai karena sudah ada teknologi barcode.

Karena banyak logistik yang rusak, memenuhi syarat untuk dilakukan pemungutan susulan. ”(Alasan yang digunakan) mungkin ketersediaan surat suara dan mungkin situasi di daerah tersebut,” ujarnya kemarin (13/2).

Baca Juga: Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono Nyoblos di TPS 68 Tirtajaya

Untuk kepastiannya, hingga tadi malam KPU dan masyarakat setempat masih melakukan mediasi. Khususnya untuk memberikan pemahaman. Juga, berkoordinasi dengan Bawaslu Paniai. ”Harus kita pikirkan solusinya. Jangan sampai kemudian menjadi ketegangan di masyarakat sendiri,” imbuhnya.

Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa perusakan logistik pemilu terjadi di empat distrik Kabupaten Paniai, yakni Yagai, Muye, Aweida, dan Kebo. Di Distrik Yagai, misalnya, warga membongkar 125 kotak suara.

”Masyarakat mengira masih memakai formulir C1 KWK hologram. Karena tidak memakai itu, masyarakat mengira palsu,” kata Kapolres Paniai AKBP Abdul Syukur Felani.

Baca Juga: Harga Meroket, Stok Beras di Depok Dibatasi

Lalu, kejadian pembakaran logistik di Distrik Aweida. Menurut dia, terdapat enam speedboat yang memuat logistik. ”Logistik di satu speedboat dirampas dan dibakar,” ungkapnya. Sisanya, lima speedboat yang membawa 60 kotak suara, berhasil diamankan.

Di Kota Tarakan, pendirian belasan TPS di dua kelurahan di Pantai Amal-Karang Anyar yang berada di wilayah milik TNI-AL tak mendapat izin dari panglima TNI.

Dilansir dari Radar Tarakan, 10 TPS di Kelurahan Pantai Amal memiliki total 2.525 pemilih dan 7 TPS di Jalan Anggrek, Kampung Bugis, Kelurahan Karang Anyar, dengan total 1.779 pemilih.

Baca Juga: Masa Tenang Pemilu Diduga Ada Aksi Bagi-bagi Uang di Depok, Pengamat Sebut Bawaslu Depok Mesti Segera Memproses

Pihak KPU berinisiatif untuk memindahkan 10 TPS Pantai Amal itu ke lokasi alternatif. Yaitu, di depan kantor Kelurahan Pantai Amal dan halaman SDN 016 Kelurahan Pantai Amal. Lokasi TPS alternatif di Karang Anyar juga sudah klir.

Kadispen Lantamal XIII Tarakan Letkol Amja Gultom mengatakan, TNI-AL pada prinsipnya akan tetap netral. Pihaknya sebelumnya menyarankan untuk mencari lokasi alternatif bagi TPS yang masih berada di area militer. ”Yang kami bisa jelaskan, sesuai dokumen barang milik negara yang kami pegang. Kami juga ingin menegaskan bahwa kami netral,” ujarnya.

Coblosan Luar Negeri

Halaman:

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB