Pada tahun 2000 mulailah Habib Hasan untuk membuat pengajian ratib, yang diikuti oleh dua puluh orang jamaah, semingu kemudian berkurang jamaahnya menjadi lima belas orang saja. Yang mengikuti pengajian ini hari demi hari, minggu demi minggu, jamaah bukan bertambah tetapi berkurang.
Dengan kondisi yang seperti ini, tidak mengurangi gairah untuk berdakwah di jalan Allah SWT, karena Habib Hasan tidak memandang manusia, tetapi ini semua untuk Allah SWT.
Baca Juga: Nasdem Walk Out Rapat Pleno Pengitungan Pemilu 2024 di Depok, KPU dan Bawaslu Dituduh Curang
Pada akhirnya, ujian Habib Hasan lewati para penduduk kembali lagi untuk mengikuti pengajian yang dipimpin langsung oleh Habib Hasan sendiri, sampai lima puluh jamaah yang mengikuti pengajian ini.
Dari tahun ke tahun terus bertambah lagi menjadi seratus orang jamaah. Karena para jamaah yang terus bertambah banyak, maka di saat itulah Habib Hasan berangkat ke Solo untuk menemui Habib Anis Al-Habsyi untuk minta ijazah maulid Simthuddurrar.
Habib Anis Al-Habsyi pun mengizinkan Habib Hasan membawakan maulid Simthuddurrar. Mulailah Habib Hasan membuka pengajian dengan mengunakan maulid Simthuddurrar, pada saat itu maulid diadakan di wilayah Ciganjur ataupun Kampung Kandang.
Baca Juga: DKPP Tunggu PKS Laporkan KPU Depok, Dua Pekan Lagi Bawaslu Disidang
Habib Hasan menggagas untuk membuat maulid dengan mengunakan marawis atau ketimpring (rabana) dengan tujuan agar lebih meriah dan ramai.
Pada tahun 2001 jamaah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf terus bertambah mulai dari seratus jamaah lalu bertambah menjadi 150 orang, sampai akhirnya menjadi 500 jamaah yang menghadiri pengajian ini.
Tahun yang sama Habib Hasan kedatangan para habib mulai dari Habib Anis AlHabsyi, yang memberikan ijazah maulid Simthuddurrar.
Baca Juga: Pleno KPU Jabar Dideadline 10 Maret, Empat Wilayah Termasuk Depok Belum Selesaikan Finalisasi
Saat itu pula pengajian ini diberi nama Majelis Talim Nurul Musthofa yang sebelumya bernama Al-Irfan. Kini jamaahnya sudah bisa dikatakan sampai jutaan.***