Tapi, beda ya antara Nyetil Imam dengan reses. “Kita santai santai aja sambil memecahkan persoalan yang ada di tengah kita,” ungkap Imam Budi Hartono.
Dari hasil Nyetil Imam tadi, ada beberapa persoalan yang sudah lakukan, tapi masyarakat belum tahu. Jadi itu tidak masuk notulen, tapi harus dikomunikasikan, diberitakan oleh media bahwa sudah dilakukan.
Seperti, tentang KDS banyak yang tidak tahu, banyak yang mengira klarifikasi juga perlu. Banyak yang mengira bahwa pesertanya adalah berasal dari partisan ternyata bukan.
“Hal seperti itu komunikasinya harus berjalan dengan baik. Ada juga beberapa usulan yang menurut saya ini cukup bagus untuk bisa dikomunikasikan, dirancang, direncanakan kedepan. Contohnya tadi pasar kambing, nanti kami teruskan komunikasi antar pimpinan dengan dinas. Ini bagus menurut saya sebagai keterbukaan mereka kepada kami,” jelas Imam Budi Hartono.
Sebenarnya, lanjut Imam Budi Hartono, Depok Open Space (DOS) itu dibuat dalam rangka filosofinya begitu komunikasi pimpinan kepada anak muda atau masyarakat tidak ada batasan. Sehingga bisa komunikasi pemerintah dan masyarakat bisa berjalan dengan baik.
“Insya Allah bila nanti saya terpilih menjadi Walikota Depok akan ditemani lurah, camat dan dinas terkait agar bisa memecahkan masalah yang ada. Alhamdulillah selama 4 tahun saya menjadi wakil walikota, menyelami bagaimana Kota Depok. Alhamdulillah bisa terpotret dari saya sebagian besar, masih ada beberapa mungkin belum terpotret butuh komunikasi itu,” ungkap Imam Budi Hartono.***
Jurnalis : Agnesya Wianda