RADARDEPOK.COM – Hidup kakak beradik ini, AA (9) dan TN (7), sepertinya akan sulit kembali seperti semula. Tindakan keji paman FMS (32) dan kakek IN (58) menjadi penyebabnya. Kedua anak ini menjadi korban rudapaksa dari kedua kerabat sedarahnya ini.
Tak ada lagi keceriaan dari dua anak ini. Berganti menjadi wajah murung dan sedih. Sudah dua tahun ini terjadi, atau sejak tragedi memilukan ini berlangsung.
Baca Juga: Kasad dan Pangdam Jaya Hadiri Peresmian Kantor Pusat PPS Betako Merpati Putih
Ibu Korban, II mengatakan, anaknya yang awalnya ceria seperti anak anaknya pada umumnya, kini mengalami trauma berat dan takut.
"Jadi takut untuk ditinggal kemana mana takut. Terus gimana ya, namanya anak anak masih ditanya langsung nangis dia," ujar II kepada Radar Depok, Senin (10/6).
Menurut II, kejadian tersebut sangat mempengaruhi mental anak anaknya. Jadi lebih tertutup di rumah saja. Dan kalau diminta main, mereka akan menolak karena takut.
Untuk perkembangan kasusnya di Polres Metro Depok, kata II, dirinya mendapatkan panggilan dari penyidik untuk hadir hari ini.
“Baru hari ini (kemarin) mendapatkan panggilan untuk ke Polres. Penyidik mengatakan, mengenai korban lainnya (anak adik) disuruh datang untuk memberikan kesaksiannya,” terang II.
Baca Juga: Panen Hadiah Simpedes Periode II 2023 : BRI Kanca Cimanggis Depok Undi 20 Pemenang, Ini Syaratnya
Lebih lanjut, II berharap kedua pelaku dapat segera ditangkap pihak kepolisian dan di hukuman seberat-beratnya. Menurutnya masa depan kedua anaknya telah hancur akibat peristiwa itu. Meski pelaku punya hubungan darah dengannya. Ayah dan adiknya.
"Ingin dihukum seberat beratnya anak saya ini sudah dirusak masa depannya. Sudah hancur ya pengennya pihak polisi cepat nangkap," harap II.
Sampai saat ini Radar Depok menghubungi Kanit PPA Polres Metro Depok, Iptu Nur Hayati, belum mendapatkan jawaban.
Baca Juga: Kembali Buka Promo, Taman Safari Bogor Gelar Tiket Early Bird
Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Ade Supriyatna, menyayangkan atas peristiwa memilukan ini. Apalagi korbannya masioh dibawah umur.
“Ini pastinya sangat membawa trauma yang panjang bagi korban,” ujar Ade Supriyatna.