Usai kebijakan masuk sekolah pulul 06.30 WIB, Niken Laksitarini mengaku tak mengurangi semangat para orang tua yang turut mengantar anaknya. Para siswa mulai berdatangan mulai pukul 06.00 WIB.
“Bahkan saya datang pukul 06.08 WIB saya sudah tidak dapat parkir, karena dipenuhi orang tua siswa,” kata dia.
Baca Juga: Leluasa Banget Nongki di Warkop Tepi Rel Buka Sampai Jam 3 Subuh, Bisa Ngopi View Kereta
Niken Laksitarini mengatakan, hal ini juga dipengaruhi karena pelaksanaan hari pertama sekolah. Sehingga, seluruh antusias orang tua masih besar dalam mengantarkan anaknya dan dipastikan tidak ada peserta didik yang terlambat.
“Terlebih, ASN di Kota Depok diperbolehkan mengantarkan anaknya ke sekolah, sebelum melakukan aktifitas melakukan aktivitas kerja,” ujar dia.
Di tempat lainya, Kepala SDN Kemiri Muka 2, Setia Wahyudi memastikan, tak ada siswa yang terlambat pada hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru ini. Adapun yang telat kami masih berikan toleransi selama masa MPLS.
“MPLS ini masih kami toleransi, jika sudah masuk kedalam tahun ajaran baru, baru ada tindakan, mulai dari teguran, surat peringatan hingga hukuman,” tutur dia.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Yusuf mengatakan, kebijakan Gubernur Jawa Barat soal pemberlakuan jam masuk sekolah pukul 06:30 WIB itu tentu ada alasannya.
“Kebijakan pak gubernur tentu ada alasannya ya. Kalau pandangan saya, di dalam Agama Islam itu anak-anak maupun orang tua harus bangun pagi. Menunaikan Salat Subuh. Jadi tidak perlu tidur lagi, langsung persiapan ke sekolah. Saya melihat ini adalah suatu hal yang positif,” kata Yusuf.
Baca Juga: Nah Loh! Fraksi PKB Depok Adakan Sekolah Politik Anggaran : Awasi Penggunaan APBD Kota Depok
Adanya kebijakan baru tersebut, sambung Yusuf, mungkin masih banyak masyarakat di Kota Depok yang belum menerima kebijakan tersebut, karena belum terbiasa dengan kebijakan yang sudah diterapkan ini.
“Terkadang kan anak kecil itu sulit untuk bangun pagi ya, kemudian belum lagi persiapan-persiapannya, apalagi anaknya itu dua atau bahkan tiga. Itu saya kira menjadi alasan-alasan yang wajar bagi orang tua ya,” tutur Yusuf.
Baca Juga: Komunitas Curug Peduli Asal Depok Cetak Prestasi di Sukabumi