"Kita butuh kemampuan finansial agar bisa menyelenggarakan pendidiakan dan mengundang dosen yang berkualitas, untuk meningkatkan reputasi UI di dunia dan menembus peringkat 150 dunia versi QS WUR," kata Heri pada 25 Juni lalu.
Teriakan zionis yang dilontarkan mahasiswa kepada Heri tak berasal dari diskursus kosong. UI pernag mengundang akademisi yang disinyalir pro Israel, Peter Berkowitz, untuk menjadi pembicara pada kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI, Sabtu (23/8).
Diketahui dari berbagai sumber, Peter yang merupakan akademisi The Hoover Institutions-University of Stanford itu vocal mendukung Israel. Bahkan, Peter juga mendukung adanya genosida di Palestina.
Mendapati kabar tersebut, pihak UI akhirnya meminta maaf melalui keterangan resminya pada Minggu (24/8). Mereka mengaku kurang berhati-hati dalam memilih pembicara saat berlangsungnya kegiatan tersebut.
Baca Juga: Kompak! UI Siap Dukung Pembinaan di Rutan Depok : Ini yang Mau Dilakukan
“Adapun tentang latar belakang pembicara dari Peter Berkowitz, dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati,” ujar Arie Afriansyah.
Arie mengkalim, orasi yang disiapkan dalam kegiatan itu semata bertujuan untuk memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka di dunia, dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM).
“Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik, yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut,” ujar Arie.
“Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI, agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek, saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang,” tandas Arie. ***