“Penghuni di blok 5 dan 6 ini minta sama developer untuk perbaiki (detail rumah yang rusak) karena itu gara-gara kontraktor, akhirnya mereka enggak pakai kontraktor tapi membangun sendiri dan jumlah tukangnya sedikit. Pembeli unit di blok 7 dan 8 ini jadi korban-korbannya,” jelas Y.
Selain Y, pembeli lainnya berinisial A mengaku, progres pembangunan rumahnya bahkan terhenti sejak Juli 2023.
Pembangunan berjalan cukup cepat sejak ia meneken PPJB pada Oktober 2022. Dalam waktu sembilan bulan, bangunan sudah mencapai 50–70 persen. Namun, setelah Juli 2023, tidak ada lagi kelanjutan pembangunan.
“Jadi progresnya sudah sekitar 50-70 persen, sebenernya lumayan cepat, tapi itu sampai Juli 2023,” jelas A.
Sebetulnya, A memaklumi adanya kendala pembangunan tersebut. Namun, pada 2024 bangunan itu justru benar-benar berhenti.
“Setelah itu saya kaget, ternyata ini enggak jalan sama sekali. Dan yang bikin lebih mengkhawatirkannya adalah satu komplek perumahan pembangunan unit lainnya benar-benar berhenti gitu,” tutur A.
Hingga berita ini tayang, pihak pengembang Perumahan YH belum memberikan jawaban atas polemik yang terjadi. ***