Meski demikian, M mengaku, saat ini pihak perumahan tengah menggenjot pembangunan rumah-rumah itu secepatnya, dengan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja atau karyawan pada September ini.
“Tapi pada September ini sih pembangunan mulai digenjot dengan cepat. Dari segi karyawan ditambah jadi banyak. Mungkin karena pembangunan juga sempat mandek ya, saya lupa mandeknya kapan, lumayan lama sih. Makanya mulai digenjot akhir-akhir ini karena banyak yang komplain. Dikerjakan setiap hari,” jelas dia.
Diketahui sebelumnya, pembangunan Perumahan YH telah membuat pembeli kecewa. Bagaimana tidak, setelah melakukan pembayaran dengan nilai miliaran rupiah, ternyata rumah itu baru setengah jadi. Justru terhenti.
Salah satu pembeli berinisial Y menjelaskan, dia telah membayarkan uang senilai miliaran rupiah untuk membeli rumah tersebut, namun pembangunannya malah terhenti.
Semula, Y telah mengecek rumah pilihannya pada Februari 2024. Saat itu, bangunan sudah tersusun dari beton atau setengah jadi.
Didasari itu, Y memperkirakan bangunan akan rampung dalam setahun, sehingga dia pun melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) senilai Rp1,4 miliar.
“Penghuni di blok 5 dan 6 ini minta sama developer untuk perbaiki (detail rumah yang rusak) karena itu gara-gara kontraktor, akhirnya mereka enggak pakai kontraktor tapi membangun sendiri dan jumlah tukangnya sedikit. Pembeli unit di blok 7 dan 8 ini jadi korban-korbannya,” jelas Y.
Selain Y, pembeli lainnya berinisial A mengaku, progres pembangunan rumahnya bahkan terhenti sejak Juli 2023.
Pembangunan berjalan cukup cepat sejak ia meneken PPJB pada Oktober 2022. Dalam waktu sembilan bulan, bangunan sudah mencapai 50–70 persen. Namun, setelah Juli 2023, tidak ada lagi kelanjutan pembangunan.
“Jadi progresnya sudah sekitar 50-70 persen, sebenernya lumayan cepat, tapi itu sampai Juli 2023,” jelas A.
Sebetulnya, A memaklumi adanya kendala pembangunan tersebut. Namun, pada 2024 bangunan itu justru benar-benar berhenti.
“Setelah itu saya kaget, ternyata ini enggak jalan sama sekali. Dan yang bikin lebih mengkhawatirkannya adalah satu komplek perumahan pembangunan unit lainnya benar-benar berhenti gitu,” tutur A.
Informasi juga masuk ke redaksi Radar Depok terkait adanya pembangunan perumahan yang sudah bayar tapi belum dibangun. Informasi itu masuk melalui direct massager (DM) Instagram Radar Depok. Hanya saja, akun tersebut menyebutkan perumahan Permata Hijau juga mengasingkan pembangunan padahal sudah dibayar. Ketika ditanya lebih lanjut terkait alamat dan konfirmasi akun tersebut belum membalasnya.
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok, Zarkasih mengaku, pihaknya tengah menindaklanjuti terkait berita viral yang menimpa pembeli unit rumah di perumahan wilayah Kecamatan Limo.
“Saat ini DPMPTSP Kota Depok sedang mencari tahu kronologi dan penyebab, hingga adanya aduan masyarakat terkait molornya pembangunan perumahan tersebut,” ujar dia.