Sementara itu, Kepala SPPG Cilodong 2, Tema Febriana mengatakan, langkah anstisipatif tidak cukup hanya dengan pengawasan, melainkan harus disertai pengujian menyeluruh terhadap perlengkapan makanan dan bahan makanan yang digunakan.
“Langkah-langkah yang perlu diambil meliputi pengujian sampel wadah secara menyeluruh oleh BPOM, evaluasi standar operasional pengadaan, peningkatan edukasi keamanan pangan, dan penyelesaian tata kelola program secara transparan. Langkah ini penting untuk memastikan keamanan pangan, kehalalan produk, dan kepercayaan publik terhadap program MBG,” kata Tema.
Tema mengatakan, pihaknya akan siap bekerja sama dan terbuka terhadap evaluasi serta pentingnya komunikasi antar lembaga agar program MBG berjalan lebih baik.
“Kami tidak ingin program yang niatnya baik ini justru menimbulkan kekhawatiran. SPPG Cilodong 2 akan mendukung penuh setiap langkah evaluatif dan preventif demi perbaikan program ini ke depan,” tandas Tema.
Langkah serupa juga dilakukan SPPG Pancoranmas. Tercatat, ada sebanyak 2.564 siswa penerima manfaat. Terdiri dari tiga SDN dan satu SMPN.
Kepala SPPG Kecamatan Pancoranmas, Kevin Ferdinan menegaskan, pihaknya terus memperketat pengawasan kualitas bahan pangan untuk mengantisipasi isu keracunan yang belakangan ramai di masyarakat.
Apalagi, saat ini penerima manfaatnya sudah ribuan. Rinciannya, SDN Depok 2 sebanyak 499 murid, SDN Depok 4 ada 390 siswa, SDN Depok 5 dengan 294 orang, dan SMPN 1 Depok sejumlah 1.381 jiwa.
“Untuk mengantisipasi banyaknya isu keracunan itu, pertama untuk pemilihan bahan bakunya saya pastikan bahan yang dipesan itu kualitasnya harus bagus dan masih fresh,” jelasnya.
“Dan ketika bahan bakunya sudah sampai langsung diolah oleh tim pengolahan bahan makanan agar makanan tetap terjaga kualitasnya. Untuk omprengnya kami memastikan membeli dari tempat yang memang terpercaya dan tidak mengandung minyak babi,” jelas Kevin Ferdinan.
Kevin Ferdinan menambahkan, pihaknya bersama manajer operasional SPPG Kecamatan Pancoranmas juga berkolaborasi dengan Yayasan Tempo Scan Lifecare, juga melakukan quality check dalam penggunaan food tray atau ompreng, yang telah sesuai arahan dari pusat.
“Bersama manajer operasional kami selalu berkolaborasi dan bersinergitas untuk menggunakan ompreng sudah high quality. Dengan jumlah 4 ribu an unit food tray,” ucap Kevin Ferdinan.
Terkait bahan pangan, Kevin juga mengungkapkan untuk bahan pangan seperti buah dan sayur, juga sudah memilih supplier terjamin mutunya. Pihaknya, juga senantiasa berkoordinasi dengan ahli gizi.
“Terkait bahan pangan saya biasanya supplier memberikan dulu sample bahan baku seperti buah dan sayur. Hal ini untuk memastikan kualitas bahan sesuai standar sebelum diolah. Untuk memastikan kualitas bahan bakunya bagus saya selalu berkoordinasi dengan ahli gizi. Misalkan untuk buah pisang, saya lihat dulu dari tekstur dan warnanya,” ungkap Kevin Ferdinan.
Lebih lanjut, ujar Kevin Ferdinan, sebelum makanan didistribusikan, pengecekan juga masuk di dalam skema terperinci yang dilakukan berlapis, mulai dari tim masak hingga proses pemorsian.
“Sebelum didistribusikan itu biasanya dicek kembali, pertama oleh tim masak untuk memastikan makanan yang diolah tetap bagus dan fresh,” ujar Kevin Ferdinan.