Selain itu, pihaknya menginginkan pemberian disinsentif bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi segera diwujudkan. Di mana pemilik kendaraan yang kendaraannya belum atau tidak lulus uji emisi dikenakan pajak progresif.
Namun, penerapan itu terkendala belum diterbitkannya Peraturan Menteri (permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). "Untuk pajak progresif masih belum, tunggu dari KLHK," katanya.
Baca Juga: PSAD Emas Membanggakan, Bawa TNI AD Juara Umum Piala Panglima TNI 2023
Sementara itu, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, polusi udara yang menerus bisa menyebabkan penyakit infeksi akut. Seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam bentuk radang tenggorok, bronkitis, dan lainnya.
Kondisi ini juga harus diwaspadai bagi mereka yang memiliki penyakit kronik. Karena bisa terjadi perburukan. Misalnya, seseorang yang memiliki asma akan lebih raaan kambuh. Begitu pula pasien penyakit paru obstruktif kronik, akan lebih mungkin eksaserbasi akut.
"Kalau polusi udara terjadi terus menerus, selama bertahun-tahun, berkepanjangan maka memang secara teoritis dapat saja menimbulkan penyakit paru kronik," ujarnya saat dihubungi, kemarin (14/8).
Baca Juga: Kolaborasi RSUI dan BPJS Ketenagakerjaan Edukasi Penanganan Ortopedi, Ini Materinya
Namun, tak lantas berdampak pada terjadinya penyakit paru kronik hingga kanker paru. Apalagi, polusi udara saat ini berfluktuasi, kadang-kadang buruk dan lalu membaik.
Meski demikian, Tjandra tetap mendesak pemerintah untuk segera bertindak. Sebab, tak ada jalan lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah polusi udara yang kian memburuk selain mengintervensi penyebabnya.
"Pemerintah harus melakukan tindakan nyata di lapangan untuk mengatasi penyebab yang telah teridentifikasi," tegasnya.
Baca Juga: Perbaikan Stadion JIS Jelang Piala Dunia U17 Dikebut, Kejar Standar FIFA untukl Akse dan Rumput
Jika memang penyebabnya akibat kemacetan kendaraan bermotor, maka perlu penanganan segera.
Dari pengalamannya saat bertugas di New Delhi, pemeriksaan emisi kendaraan bermotor sangat ketat di sana. Selain itu, tempat pemeriksaannya mudah, tersedia di berbagai pom bensin.
"Semua mobil harus diperiksa polusi knalpotnya, bahkan juga untuk mobil diplomat seperti yang saya pakai sehari-hari sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara," jelasnya.