RADARDEPOK.COM - Tempat pemakaman khusus (TPK) Kamboja berbeda dengan pemakaman pada umumnya. Faktor sejarah dan kebudayaan punya daya tarik sendiri.
Pemakaman yang diurus Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), merupakan tempat peristirahatan terakhir masyarakat Eropa (Belanda) dan kaum Mardijkers Depok.
Laporan : Melania Andrea, Kota Depok
Suasana hening ditemani dengan aroma bunga kamboja yang unik menghilangkan kesan angker, di Jalan Nusa Indah, kecamatan Pancoranmas.
Sejauh mata memandang terlihat sejumlah bangunan makam yang beragam. Pemakaman ini mulai digunakan sekitar tahun 1851, disebut juga dengan kerkhoff atau begraafplaatsen Depok.
Kerkhoff sendiri merupakan bahasa Belanda yang dipecah dengan dua suku kata dengan makna kerk artinya gereja dan hoff adalah halaman.
Baca Juga: Imbas Proyek Tol Cijago, Nasib Ponpes Salafus Sholihin Depok Digantung
Menjadi tradisi orang Belanda mayoritas Kristen dengan mengkuburkan keluarga dekat dengan gereja. Bisa dikatakan kuburan bagi orang- orang Belanda maupun orang yang beragama kristen.
Keunikan pemakaman ini ada pada bentuk makam yang berukuran besar melebihi tinggi manusia, kira-kira dua meter. Makam tersebut berbentuk kotak besar sering disebut dengan Tombe.
Tombe merupakan ruangan yang bisa menampung sekira lima hingga sepuluh peti di dalamnya. Di dalam peti akan ditumpuk dalam tiga deretan, peti yang sudah dapat ditumpuk berumur lima tahun. Kurang lebih terdapat sepuluh tombe yang ada di TPK Kamboja.
Artikel Terkait
Krukut Depok Fokus Kampung Caraka dan PJU di 2024
Pangkalanjati Depok Kembali Usul Relokasi Kantor Kelurahan
Satu Tahun IOSKI Depok, Nuroji : Olahraga Kejar Sehat
Nonton Pentas Wayang Pandawa Boyong, Kapolres Metro Depok : Kekompakan Bisa Selesaikan Masalah
Imbas Proyek Tol Cijago, Nasib Ponpes Salafus Sholihin Depok Digantung