RADARDEPOK.COM - PT Graha Perdana Indah (GPI) selaku pengembang perumahan berkonsep Jepang di Kelurahan Curug, Bojongsari Kota Depok. Belum banyak memberikan informasi terkait pematangan lahan, hingga resapan air dan dampak lingkungan atas pembangunan perumahan 346 unit tersebut. Padahal, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok sudah mengingatkan dampak terhadap lingkungan.
Ketika dikonfirmasi berulang kali, Legal PT GPI Robi tak mengangkat teleponnya. Radar Depok juga melontarkan sejumlah pertanyaan via pesan singkat Whatsapp (WA), Robi juga tidak membalas. Hanya menyahut Waalikummusalam.
Sementara DPMPTSP Kota Depok mengingatkan, pembangunan perumahan ala Jepang yang digarap PT GPI pada kawasan eks Situ Kancil, Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
Baca Juga: Pembangunan Perumahan Jepang di Depok Diultimatum Soal Lingkungan
Kepala Bidang Pengawasan pada DPMPTSP Kota Depok, Suryana Yusuf mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi tersebut. Bahkan, mereka telah meminta agar pengembang memperhatikan dampak terhadap lingkungan. Termasuk, Garis Sepadan Sungai (GSS) dan Garis Sepadan Bangunan (GSB).
"Kami sudah mengecek lokasi, kita sarankan mereka memperhatikan resapan air, GSS, GSB dan memperhatikan lingkungan," tegas dia kepada Radar Depok, Jumat (3/1).
Sebelumnya, Ketua Komisi C pada DPRD Kota Depok, Edi Sitorus menegaskan, pihaknya akan memanggil sejumlah pihak seperti dinas terkait dan Balai Besar Waduk Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) untuk dimintai data terkait pembangunan perumahan oleh PT. GPI tersebut.
Baca Juga: Dewan Panggil Dinas Soal Hunian Jepang, Pingin Tahu Soal Perumahan Termegah
"Pertama, kami akan panggil dinas terkait seperti apa baru setelah itu kita sidak. Karena, kalau kita sidak harus ada datanya dulu," ungkap dia kepada Radar Depok, Kamis (2/2).
Seharusnya, pinta Edi, BBWSCC memberikan data kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terkait adanya mata air di lokasi yang berpotensi terjadinya bencana banjir. Apalagi, PT PGI disebut-sebut berencana membongkar jembatan yang dibangun pemerintah.
"Saran saya ada infromasi dari BBWSCC bahwa itu ada mata air. Pemerintah harus melihat kebenaran itu di cek. Harus ada pemeriksaan lagi oleh pemda, dan harus ada juga dan dibarengi data dari BBWSCC," pinta dia.
Baca Juga: Hunian Konsep Jepang di Depok Bisa Banjir-Kekeringan, GPI : Pembokaran Jembatan Tunggu Kesepakatan
Sebelumnya, Ancaman banjir dan kekeringan menghantui perumahan berkonsep Jepang yang sedang digarap PT Graha Perdana Indah (GPI), di Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) mewanti-wanti lahan yang sedang dimatangkan itu, terdapat mata air dan tangkapan air. Poin lainnya, jembatan yang merupakan aset pemerintah pun akan musnah.
Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Didit Wahyu Nurdiansyah mengatakan, lahan Situ Kancil terdapat mata air dan tangkapan air. Jika lahan tersebut dihilangkan, maka akan mengakibatkan kekeringan. Selain itu, lahan yang sebelumnya hijau digusur bisa menyebabkan banjir.
“Jangan sampai kehilangan wilayah barat (Depok). Karena daerah barat satu-satunya kawasan resapan air,” jelas Didit kepada Harian Radar Depok, Rabu (1/2).
Artikel Terkait
Makan Bakso Sepuasnya Hanya Rp25 Ribu, Pastinya Cuma Ada di Bakso Kedai Skuy
Cafe Calon Menteri Konsepnya Cozy Banget, Simak Lokasi dan Menunya
Dianggap Sukses, UMKM Cipas Depok Kembali Gelar Bazar
Rangkaian Harlah ke 50, PPP Bagi-Bagi Sembako di Cimanggis Depok
HUT Gerindra ke-15, Nuroji Ajak Masyarakat Riang Gembira
Intip Aktifitas DPC SGI Kota Depok : Berdayakan UMKM, Kejar 50 Persen Suara untuk Ganjar Pranowo