Senin, 22 Desember 2025

Ekspedisi GAN ke Pulau Gili Iyang : Kadar Oksigen Tinggi, Hidup Lebih dari 100 Tahun

- Rabu, 25 Oktober 2023 | 06:00 WIB
AKRAB : Inisiator GAN Hazairin Sitepu bersama warga Pulau Gili Iyang dalam ekspedisi Rabu (18/10/2023). (REKA/RADAR BOGOR)
AKRAB : Inisiator GAN Hazairin Sitepu bersama warga Pulau Gili Iyang dalam ekspedisi Rabu (18/10/2023). (REKA/RADAR BOGOR)

RADARDEPOK.COM - Di tengah kabar buruk polusi Jabodetabek, ternyata wilayah Indonesia masih menempati posisi podium klasemen daerah dengan kualitas oksigen terbaik di dunia. Titik inilah yang jadi sasaran episode terbaru ekspedisi Tim Gerakan Anak Negeri (GAN).

Laporan : Reka Faturachman

Ya, Gerakan Anak Negeri (GAN) kembali menggelar ekspedisinya lagi. Setelah menjajaki Suku Baduy di Banten dan menjelajah tanah Gelar Alam di Sukabumi, kini giliran Pulau Gili Iyang di Madura jadi tujuan.

Ekspedisi ke wilayah dengan kadar oksigen terbaik pertama di Indonesia dan terbaik kedua di dunia ini, dimulai tim GAN pada Rabu (18/10/2023) sore.

Baca Juga: Danrem 051 Wijayakarta Jenguk Babinsa Cilangkap, Sebagai Wujud Peduli Pimpinan

Tim bertolak dari Gedung Graha Pena, Markas Media Radar Bogor sejak pukul 15.00 WIB. Jalan Tol Cikampek hingga Cikopo-Palimanan (Cipali) jadi rute yang dipilih.

Setelah menempuh perjalanan selama 11,5 jam diselingi beberapa kali menepi untuk istirahat sejenak, 2 kendaraan Tim GAN dalam ekspedisi ini akhirnya melintas di depan Patung Suro dan Boyo yang berlokasi di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada pukul 02.30 WIB.

Roda mobil yang berputar dengan cepat karena sepinya lalu lintas di waktu dini hari, membuat Tim GAN tak butuh waktu lama untuk menjangkau Jembatan Surabaya-Madura alias Suramadu.

Baca Juga: Mengulas Sejarah Stasiun Citayam Depok, Beroperasi Sejak 1873, Gadis Pribumi Tewas Terseret Kereta : Bagian 2

Jembatan yang memiliki panjang 5.438 meter dan lebar 30 meter itu membantu tim ekspedisi menyebrangi Selat Madura dengan waktu singkat. Sekira pukul 02.55 WIB tim beranggota 10 laki-laki ini akhirnya tiba di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura.

Perjalanan jauh di tengah gelapnya malam terus berlanjut. Langkah tim sempat tertunda akibat proyek perbaikan Jembatan Jrengik, Kabupaten Sampang. Kemacetan panjang akibat antrean kendaraan membuat waktu perjalanan kian memanjang. Laju kendaraan tim GAN baru kembali normal setelah 1 jam bersabar di kemacetan itu.

Matahari yang kian terik meski jarum jam baru menunjukkan pukul 08.22 WIB menyambut iringan tim GAN di Kabupaten Sumenep. Setelah 4 kali berganti sopir karena kantuk akibat perjalanan panjang mobil ekspedisi akhirnya tiba di Pelabuhan Dungkek pukul 10.40 WIB.

Baca Juga: Makna Hari Santri Nasional Bagi Camat Tapos, Ulama dan Santri berkontribusi Mengantarkan Indonesia Merdeka

Inisiator GAN, Hazairin Sitepu mengatakan untuk mencapai Pulau Gili Iyang tim perlu melanjutkan perjalanan dengan jalur air menggunakan taksi (sebutan untuk perahu angkutan oleh warga setempat). “Harga yang dipatok untuk sekali perjalanan yakni Rp15 ribu per orang,” ungkap Hazairin.

Perahu bertenaga mesin diesel itu pun mengantarkan tim ekspedisi menyebrangi lautan Gili Iyang. Meski ombak tak terlalu tinggi, perahu itu mengalami goyangan yang cukup hebat lantaran ukuran perahu yang tidak terlalu besar. Setelah 1 jam perjalanan, tim ekspedisi akhirnya menginjakkan kaki di Gili Iyang pada pukul 12.30 WIB.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fahmi Akbar

Sumber: Radar Bogor

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X