Senin, 22 Desember 2025

Jelajahi Sejarah GPIB Immanuel Depok : Transformasi dari Gereja Masehi, Dihujam Gempa Mega Mendung

- Kamis, 25 Januari 2024 | 10:10 WIB
Penampakan GPIB Immanuel saat ini di Jalan Pemuda, Pancoranmas, Depok, pada Rabu (24/1/2024).  (FADLIANSYAH/RADARDEPOK)
Penampakan GPIB Immanuel saat ini di Jalan Pemuda, Pancoranmas, Depok, pada Rabu (24/1/2024). (FADLIANSYAH/RADARDEPOK)

Lukisan ini bukan hanya sekadar gambar visual, tetapi merupakan dokumen berharga yang menyatukan masa lalu dengan masa kini.

Ratu Farah Diba menjelaskan, menyusul kedatangan Rhijn, Grimmius melukis rumah pastor dan gereja dengan menara pada tahun 1852, meskipun gereja tersebut tidak lagi digunakan untuk ibadah.

"Meskipun waktu itu gereja tersebut tidak lagi digunakan untuk ibadah, Grimmius memilih untuk mengabadikan keunikan dan kemegahan arsitektur dalam karyanya," jelas dia.

Pada tahun 1854, gereja baru dibangun di tanah yang sama, dengan perubahan pada fasad depannya.

Seiring perkembangan abad ke-20, gereja tersebut dikenal sebagai GPIB Immanuel dan mengalami perubahan fisik seperti fasad, atap, jendela, dan perluasan ruang ibadah.

Baca Juga: Liburan Akhir Pekan Cocok Banget Nih di Kembang Langit Park, Ada Wahana Permainan, Penginapan, Hingga Spot Foto

"Sejak dikenal dengan nama GPIB Immanuel, gereja ini tidak hanya menyaksikan perkembangan rohaniah, tetapi juga mengalami transformasi fisik yang mencerminkan adaptasi terhadap perubahan zaman dan kebutuhan jemaat," terang Ratu Farah Diba.

Selanjutnya, Ratu Farah Diba menyampaikan, gedung gereja yang kini menjadi GPIB Immanuel saat ini dimiliki oleh Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), namun pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada GPIB Immanuel.

"Langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab dan kepercayaan untuk terus menjaga dan mengembangkan roh spiritual serta organisasional gereja," beber dia.

Gereja yang terletak di sebelah rumah pastor, yang kini berfungsi sebagai kantor YLCC, menjadi saksi bisu perkembangan sejarah dan kehidupan di kota ini.

Baca Juga: Modernisasi 41 Kapal TNI, Prabowo: Kekuatan Maritim Indonesia akan Diperhitungkan

Kemungkinan pertama kali dibangun di bawah arahan Pendeta Ds A Schuurkogel sepanjang tahun 1817-1823, gereja ini memiliki tempat istimewa dalam kisah perkembangan Depok.

Meskipun pada suatu waktu gereja ini tidak lagi digunakan, namun jejak sejarahnya dihidupkan kembali dalam lukisan karya Rhijn pada tahun 1847.

Lukisan ini memberikan pandangan visual yang berharga, menyuguhkan detil tentang keadaan gereja dan sekitarnya pada masa itu.

"Lukisan Rhijn menjadi jendela yang membuka lembaran sejarah, mengungkapkan kehidupan gereja pada masa lampau. Sebagai bagian integral dari warisan budaya Depok, gereja ini terus memberikan inspirasi dan makna dalam perjalanan panjangnya," tandas Ratu Farah Diba.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X