Jelajahi Sejarah GPIB Immanuel Depok : Transformasi dari Gereja Masehi, Dihujam Gempa Mega Mendung

Baca Juga: Sinergitas 3 Pilar Tapos Kota Depok Tangani Kejahatan Jalanan : Fokus Penerangan Jalan, Sorot Lokasi Rawan

Saat ini, Ratu Farah Diba menuturkan, melihat ke belakang pada tahun 2015, Gereja Immanuel menampilkan berbagai perubahan yang memengaruhi struktur bangunan tersebut.

"Pembaruan struktural ini adalah langkah maju yang diperlukan untuk menjawab tuntutan zaman. Kami berusaha untuk mempertahankan esensi dan nilai-nilai sejarah gereja," tutur dia.

Meskipun tata letak asli persegi panjang di atas panggung tetap menjadi ciri khas, transformasi signifikan terjadi pada struktur dan fasad gereja.

Transformasi ini adalah bukti dari komitmen GPIB Immanuel untuk tetap relevan dan berdaya guna di tengah-tengah masyarakat.

"Transformasi yang terjadi pada struktur bangunan ini menjadi bukti konkret dari upaya gereja untuk mengikuti perubahan zaman tanpa kehilangan esensi dan nilai-nilai yang dipegang teguh," kata Ratu Farah Diba.

Baca Juga: Ketua PAC Gerindra Tapos Depok Rienova Sebut Gibran Paling Serius saat Debat Cawapres

Ratu Farah Diba menambahkan, salah satu penambahan yang mencolok adalah bagian dengan pintu yang membawa nama 12 marga.

"Pintu dengan nama 12 marga tidak hanya menjadi elemen arsitektural, tetapi juga menjadi simbol inklusivitas dan keragaman yang dianut oleh gereja ini," pungkas dia.

GPIB Immanuel terus menjunjung tinggi nilai keaslian dan keberlanjutan dalam pemeliharaan bangunan ikoniknya.

Pemeliharaan ini bukan hanya sekadar menjaga tampilan fisik, tetapi juga mendalam ke nilai-nilai sejarah dan rohaniah gereja.

Baca Juga: Jarang Banget Diketahui, Berikut Pengertian Serta Kegunaan Domain yang Perlu Kalian Ketahui

"Kami berharap tidak ada vandalisme di area tersebut, agar GPIB Immanuel tetap menjadi tempat yang tidak hanya memancarkan keindahan arsitektur, tetapi juga memelihara ruh dan esensi yang membuatnya menjadi pusat spiritual dan sejarah yang berarti bagi kota Depok," tutupnya. (*)

Jurnalis : Fadliansyah