RADARDEPOK.COM-Makam Keramat Mampang Depok, Raden Kartawidjadja Kusuma kerap kali menjadi tempat persinggahan masyarakat untuk memanjatkan doa dengan beragam ritual. Tak jarang, masyarakat dari berbagai wilayah kerap hadir untuk mendoakan salah satu tokoh penyebar Agama Islam di Indonesia tersebut.
Laporan : Aldy Rama
Makam Keramat Raden Kartawidjadja Kusuma yang terletak di Jalan Makam Bojong, RT4/3 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, menjadi salah satu tempat peninggalan sejarah di Kota Depok yang cukup eksis di kalangan masyarakat dari berbagai wilayah.
Tak jarang, banyak masyarakat yang menjadikan petilasan di tengah pendopo tersebut untuk memanjatkan doa kepada sang mendiang, selaku tokoh penyebar Agama Islam terkemuka di Indonesia pada masa hidupnya di abad ke-18.
Bukan hanya memanjatkan doa saja. Kadang kala, ada juga masyarakat yang meminta sesuatu di petilasan tersebut. Hal itu memang tak dilarang oleh tokoh masyarakat setempat. Asal, semua hal yang dilakukan di tempat peninggalan Raden Kartawidjadja Kusuma itu diniatkan untuk hal yang positif.
Yusuf Supriyadi, sebagai salah satu keturunannya itu dengan senantiasa menjadi narasumber Radar Depok kembali. Dengan detail, ia menceritakan semua kebiasaan masyarakat ketika singgah di tempat peninggalan Raden Kartawidjajdja Kusuma tersebut.
“Biasanya, masyarakat dari berbagai wilayah atau masyarakat setempat pun datang ke makam keramat ini untuk memanjatkan doa. Dan hal ini, dilakukan dengan beragam cara,” ungkap Yusuf Supriyadi.
Doa yang dipanjatkan masyarakat di pendopo tersebut dilakukan dengan beragam cara. Ada yang menggunakan sesajen, dan ada pula yang hanya memanjatkan doa untuk keluarga tercinta yang sudah tutup usia.
“Asal semua yang dilakukan di sini diniatkan untuk kebaikan. Maka, kebaikan itu juga akan kembali berbalik kepada yang mendoakan di sini,” tutur Yusuf Supriyadi.
Ritual yang dilakukan di pendopo seluas 3x3 meter tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun. Apalagi, pada saat malam-malam besar yang berkaitan dengan Agama Islam. Diperkirakan, ritual yang dilakukan ini sudah berangsur sejak abad ke-19.
Baca Juga: Pengedar Narkoba Jaringan Rutan Depok Dituntut 10 Tahun Penjara sampai Didenda Rp1 Miliar
“Tak hanya masyarakat di sini saja yang datang ke Makam Keramat Bapak. Dari berbagai wilayah datang ke sini, dan itu sudah dilakukan sejak abad ke-19, sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang,” demikian Yusuf Supriyadi menandaskan. (***)
Artikel Terkait
Sejarah Makam Keramat Emak Blawah di Mampang Depok (1) : Salah Satu Tokoh Penyebar Agama Islam
Sejarah Makam Keramat Emak Blawah di Mampang Depok (2) : Makam Tanpa Isi, Simbolis Arti Kesempurnaan
Sejarah Makam Keramat Emak Blawah di Mampang Depok (3-Habis) : Cempaka Barat Sebagai Penanda
Dinding Makam Keramat Ratujaya Longsor
Menelisik Makam Keramat Bojong Depok, Mbah Raden Kartawidjadja, Bongkahan Batu di Tengah Pendopo Berusia Ratusan Tahun : Bagian 1
Menelisik Makam Keramat Mampang Depok, Raden Karta Widjadja Kusuma, Tokoh Penyebar Islam Abad ke 18 hingga Persinggahan Para Wali : Bagian 2