Minggu, 21 Desember 2025

Di Balik Akhir Penyanderaan Panjang Pilot Susi Air Philip Mehrtens: Tututan Pembebasan Jadi Aspirasi Warga yang Rawat sang Pilot

- Jumat, 27 September 2024 | 09:30 WIB
SETELAH 19 BULAN: Edison Gwijangge (kiri) saat menjemput Philip Mehrtens di Kampung Yuguru, Nduga (21/9). (Dok. Edison Gwijangge)
SETELAH 19 BULAN: Edison Gwijangge (kiri) saat menjemput Philip Mehrtens di Kampung Yuguru, Nduga (21/9). (Dok. Edison Gwijangge)

RADARDEPOK.COM - Philip Mehrtens menjalani dua kali pembebasan secara simbolis sebelum benar-benar dibebaskan. Butuh berbulan-bulan agar tim negosiasi bisa diterima Egianus Kogoya dan kelompoknya yang menyandera pilot asal Selandia Baru tersebut.

------------------------------------

Di Honai sempit di sebuah kampung di sudut Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, itu, Edison Gwijangge untuk kali pertama bertemu langsung Philip Mehrtens. Beberapa anak buah Egianus Kogoya, kelompok yang menyandera pilot asal Selandia Baru, itu ikut mendampingi.

’’Kepada saya Philip bilang dia sehat dan orang-orang di Kampung Yuguru telah menjaganya dengan baik,” kata Edison, mantan penjabat bupati Nduga itu, tentang pertemuan pada 17 September tersebut.

Baca Juga: Mengenal Sarta Dipa, Pemilik Chiboy Management Depok, Dari Cilok ke Musik, Industri Potensial : Bagian 3

Pilot Susi Air yang disandera kelompok yang dipimpin Egianus Kogoya, salah satu faksi dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), sejak 7 Februari tahun lalu itu juga meminta pemerintah menyiapkan segala dokumen yang dibutuhkan.

’’Dia juga berharap pemerintah Indonesia menyiapkan makanan agar warga di kampung tersebut bisa makan,” lanjut Edison yang menjabat ketua tim pendampingan masyarakat dan pilot dalam upaya pembebasan Mehrtens kepada Cenderawasih Pos pada Minggu (22/9).

Permintaan Mehrtens itu direspons kedua pemerintahan. Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol Faizal Ramadhani menyampaikan, Polda Papua langsung mengirim permintaan bahan makanan ke Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Nduga.

Baca Juga: Kemeriahan Maulid Nabi di Yayasan Darul Irfan Sawangan : Lima Sekolah hingga Didapati Ribuan Siswa Siswi

Edison menyebut bahan makanan yang dikirim adalah beras dan ayam beku. ’’Jumlahnya cukup setidaknya sampai musim yang sedang tidak menentu sekarang ini berakhir,” katanya.
Di kampung itulah Mehrtens dibebaskan pada Sabtu (21/9) pekan lalu. Dia dijemput tim kecil dengan Edison ada di dalamnya.

Tim tersebut bertolak dari Bandara Mozes Kilangin, Timika, menggunakan helikopter carteran milik Asian One PK-LTY pukul 08.15 WIT. Begitu bertemu Mehrtens, tim langsung membawanya dengan helikopter yang sama menuju Mako Brimob Batalyon B/Timika. Rombongan mendarat pukul 12.04 WIT di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika.

Pembebasan Mehrtens sebuah proses panjang. Edison bertugas sejak awal penyanderaan berdasar surat tugas yang dikeluarkan mantan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo.

Baca Juga: Mengenal Sarta Dipa, Pemilik Chiboy Management Depok, Bakso Ciloknya Beromset Ratusan Juta : Bagian 2

Tugasnya melakukan koordinasi, komunikasi, dan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Egianus Kogoya. ’’Saya bertindak sebagai ketua tim di tingkat keluarga dengan merekrut beberapa intelektual yang rata-rata dari keluarga, tugas kami keluar masuk melakukan pendekatan ke kecamatan-kecamatan (distrik) di mana pilot itu ditahan,” ungkapnya.

Dia harus melakukan pendekatan selama berbulan-bulan untuk bisa diterima Egianus dan kelompoknya. Maklum, di kalangan TPNPB-OPM, Egianus termasuk disegani dan memiliki pasukan dan senjata yang cukup lengkap.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fahmi Akbar

Sumber: Jawa Pos

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X