RADARDEPOK.COM-Dalam misi-misi penyelamatan, Tesy sering kali merasa tergerak untuk memberikan perlindungan ekstra dan kasih sayang kepada anak-anak, berusaha menciptakan rasa aman di tengah kekacauan.
Laporan : Monica Reistie
Masih riuh dengan suara motor diluar pagar, sesekali terdengar suara pekikan satpam memanggil anak sekolah.Dua gelas teh manis hangat perlahan menjadi dingin. Tanda percakapan masih berlangsung seru.
Sambil bercengkrama, tidak ketinggalan riuh tawa anggota tim rescue. Seakan sedang menjaga Tesy, ibu dari tim penyelamat damkar Kota Depok.
Tesy Haryati adalah sosok yang tak asing di dunia tim penyelamat. Sebagai pemimpin, dia menghadapi tantangan yang sangat berat dan berisiko tinggi setiap harinya. Dalam situasi darurat, saat waktu sangat berharga, Tesy selalu siap memimpin timnya dengan ketegasan dan keberanian. Namun, di balik karakter tangguhnya, ada sisi lembut yang muncul, terutama ketika dia berhadapan dengan korban anak perempuan.
"Setiap kali saya melihat anak perempuan yang terjebak dalam situasi berbahaya, hati saya selalu berkata, saya harus melindungi mereka. Karena saya membayangkan anak perempuan saya di rumah," tutur Tesy Haryati.
Sebagai pemimpin, Tesy sering kali harus mengambil keputusan sulit dan memberikan arahan yang tegas. Dia dikenal oleh timnya sebagai sosok yang disiplin dan tak kenal kompromi, mendorong tim rescue untuk memberikan yang terbaik dalam setiap misi.
Baca Juga: Atasi Oversupply Ayam, Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi dan Pemerintah Bantu Promosi
Namun, sikap galaknya ini tidak mengurangi rasa kasih sayangnya. Ketika melihat anak-anak dalam kesulitan, hati Tesy bergetar. Dia tidak segan untuk meluangkan waktu ekstra, menenangkan mereka dengan kata-kata lembut atau pelukan hangat.
"Di lapangan, saya harus tegas agar tim tetap fokus. Tapi saat berhadapan dengan anak-anak, saya selalu berusaha menunjukkan sisi lembut saya. Mereka butuh lebih dari sekedar penyelamatan, mereka butuh perasaan aman dan dicintai," ungkap Tesy Haryati.
Melirik keatas sambil mengingat momen ketika Tesy dan timnya melakukan penyelamatan kepada seorang gadis.
Di tengah kepanikan yang melanda TKP Jalan Mawar setelah sebuah craine roboh, Tesy Haryati menyadari betapa pentingnya keberadaan dirinya sebagai seorang perempuan dalam situasi kritis tersebut. Dengan waktu yang berjalan cepat hanya beberapa menit setelah insiden, Tesy melihat langsung kebutuhan akan eksistensi seorang perempuan di lapangan.
"Ketika saya tiba di lokasi, saya segera melihat situasi yang menegangkan. Di antara reruntuhan, ada seorang anak perempuan berusia 13 tahun yang terjebak," tutur Tesy Haryati.
Artikel Terkait
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (1) : Lurah Mekarsari, 141 Titik Api, 1.000 Penyelamatan
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (2) : Aksi Penyelamatan Berkesan, Tiga Jam Evakuasi Dilakukan
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (3-Habis) : Pribadi yang Mandiri, Tulang Punggung Keluarga
Yuk Kenali Kasi Penyelamatan Damkar Kota Depok, Tesy Haryati, Dari Lurah Mekarsari Beranjak ke Kasi Penyelamatan : Bagian 1