Dalam hatinya, dia merasa anak itu seperti darah dagingnya sendiri. Dia tahu bahwa dalam kondisi seperti itu, pendekatan yang lebih lembut dan penuh empati sangat dibutuhkan.
"Ini nggak nyaman kalau di-handle oleh orang laki-laki yang dia nggak kenal. Akhirnya saya masuk ke dalam TKP. Begitu bertemu dengan dia, saya langsung berkata, anak ini saya yang handle," beber Tesy Haryati.
Dalam keadaan darurat tersebut, Tesy membagi tugas dengan timnya. Dengan craine yang sudah tua dan berat, situasi semakin rumit. Anak itu terjepit dengan kepalanya hampir masuk ke kolom beton.
"Kalian fokus pada pengelolaan bangunan runtuh, sementara saya berfokus pada anak ini," ucap Tesy Haryati seraya memperagakan saat dirinya bertugas dengan lantang.
Dalam momen-momen paling menegangkan di lapangan, Tesy Haryati merasakan kombinasi antara kecemasan dan harapan. Saat melihat kepala korban berhasil lolos dari jeratan reruntuhan, Tesy merasa sedikit lega. Namun, dia tahu bahwa menjaga kesadaran korban adalah prioritas utama.
Baca Juga: Pecinta Bakmi Harus ke Sini! Nikmati Bakmi Enak dengan Tempat Nongkrong yang Nyaman Abis di Depok
"Saya selalu ngobrol, bertanya apa yang dirasakan. Saya ingin dia tetap sadar. Kamu apa yang dirasakan? Sakit nggak ?," tanya Tesy kepada anak tersebut.
Betapa bersyukurnya Tesy, ketika beban diangkat dan sang anak ditarik keluar, anak tersebut tidak mendapat luka yang berarti. Rasa lega mengalir dalam diri Tesy setelah menunggu detik-detik penuh ketegangan sebelum penyelamatan.
"Pas diangkat, ajaibnya dia tuh cuma luka memar doang di telapak tangan, dan tidak ada yang patah,” ungkap Tesy Haryati.
Setelah berhasil, Tesy melaporkan situasi kepada orang tua dan tetangga korban. Dari hasil laporan tersebut, dia mendapat kabar baik bahwa anak yang diselamatkannya hanya mengalami memar ringan.
"Pelaporan dari orang tuanya sama tetangganya bilang dia nggak ada luka yang terlalu serius. Ternyata cuma memar aja," ungkap Tesy Haryati sambil tersenyum.
Baca Juga: Tim Pemenangan Bayu Kang Mus Kutuk Perusakan Baliho: Kita Sedang Identifikasi
Pengalaman ini tidak hanya menguji kemampuan profesionalnya, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya ketenangan dan kepercayaan dalam tim.
"Ini yang saya bilang, itu yang paling dramatis," pungkas Tesy Haryati.***
Artikel Terkait
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (1) : Lurah Mekarsari, 141 Titik Api, 1.000 Penyelamatan
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (2) : Aksi Penyelamatan Berkesan, Tiga Jam Evakuasi Dilakukan
Perempuan Penakluk Api di Depok, Tesy Haryati (3-Habis) : Pribadi yang Mandiri, Tulang Punggung Keluarga
Yuk Kenali Kasi Penyelamatan Damkar Kota Depok, Tesy Haryati, Dari Lurah Mekarsari Beranjak ke Kasi Penyelamatan : Bagian 1