Oleh : Farhan Surya Adiputra
Malu merupakan kata yang memiliki arti ketika seseorang merasa tidak percaya diri pada sesuatu kondisi tertentu, biasanya disebabkan oleh trauma ataupun ada keadaaan dimana individu tersebut merasa dikucilkan karena melakukan suatu kesalahan dan terjadilah kontak antar momen dengan psikologis yang menjadikan sebuah sikap malu.
Topik ini tentu membahas malu kepada pencapaian diri sendiri, dengan mencakup suatu rumusan masalah yang teoritis dengan sumber relevan. Individu bisa merasa malu bisa disebabkan beberapa hal, mulai dari pengaruh orang lain atau bahkan persepsi negatif terhadap diri sendiri. Lalu, bagaimana
rasa malu dapat menjadi penghalang seseorang untuk berkembang?
Menurut Dinda Ayu Wulandari, seorang psikolog klinis di Jakarta, rasa malu yang tidak dikelola dengan baik dapat membentuk penilaian yang tidak objektif terhadap potensi diri seseorang.
“Banyak orang yang merasa malu karena gagal
atau ditertawakan, lalu menyimpulkan bahwa mereka memang tidak mampu. Ini keliru. Malu harus dipahami sebagai sinyal untuk refleksi, bukan untuk menjatuhkan diri sendiri,” ungkap Dinda saat ditemui di sebuah seminar kesehatan mental pada Mei lalu.
Baca Juga: Open Bidding Pemkab Bogor : Kepsek Sudah, Berikutnya Giliran Pejabat Struktural
Kapan rasa malu menjadi berbahaya? Saat individu membiarkan rasa malu berkembang menjadi ketakutan untuk mencoba hal baru. Contohnya, seorang pelajar yang pernah mendapat nilai buruk di depan kelas mungkin akan terus merasa takut untuk berbicara, meskipun ia sudah belajar lebih giat. Ia merasa
bahwa kesalahannya di masa lalu akan terus diingat orang lain, padahal bisa jadi hanya ia sendiri yang masih memikirkannya.
Fenomena ini terjadi di berbagai tempat, terutama dalam lingkungan pendidikan dan dunia kerja, di mana standar kesuksesan sering kali sangat tinggi. Di lingkungan kerja, misalnya, seorang karyawan baru bisa merasa malu mengungkapkan ide karena takut dianggap bodoh, padahal justru ide tersebut bisa membawa perubahan positif bagi timnya.
Mengapa penting untuk mengatasi rasa malu? Karena dalam jangka panjang, rasa malu yang dibiarkan dapat menurunkan harga diri dan kepercayaan diri.
Hal ini tentu akan berdampak pada pencapaian hidup seseorang, baik secara pribadi maupun profesional. Seseorang harus mampu melihat dirinya secara objektif—mengenali kelemahan sekaligus kekuatan—agar bisa berkembang secara sehat.
Baca Juga: Curug Wadonan di Kota Depok Berpotensi jadi Destinasi Wisata hingga Olahraga Air, Begini Upayanya!
Bagaimana cara mengatasi rasa malu? Salah satu cara yang efektif adalah dengan memperbaiki dialog internal. Mengubah kalimat seperti “Aku bodoh” menjadi “Aku belum paham, tapi aku bisa belajar” bisa membawa perubahan besar. Selain itu, berbicara dengan orang yang dipercaya atau profesional juga bisa membantu seseorang memahami dan menerima rasa malu sebagai bagian dari proses tumbuh.
Sebagaimana disampaikan oleh Raka Pramulyo, seorang mahasiswa yang
pernah mengalami krisis kepercayaan diri setelah gagal dalam lomba debat nasional, “Awalnya saya sangat malu dan sempat ingin menyerah. Tapi setelah saya berdiskusi dengan dosen pembimbing dan teman-teman, saya sadar bahwa kegagalan bukan akhir. Malu itu manusiawi, yang penting adalah bagaimana saya bangkit setelahnya," katanya.***
Artikel Terkait
Duh! Beredar Nama Pejabat Eselon II Pemkab Bogor yang 'Ditendang'
Ketua DPRD Depok Ade Supriyatna Dukung Penuh Kemajuan Olahraga, Penguatan Alokasi Anggaran Jadi Cara Jitu
Ikuti G-Tag Kokam Pemuda Muhammadiyah Depok Sabet Juara 1: Adrenalin, Strategi, dan Kebersamaan Kunci di Medan Tempur
Panggung Festin 2025 SMK Tiara Nusa Gali Bakat Siswa dan Wadah Kreatifitas
Curug Wadonan di Kota Depok Berpotensi jadi Destinasi Wisata hingga Olahraga Air, Begini Upayanya!