Minggu, 21 Desember 2025

Kisah Muhammad Bakri Lolos dari Maut Banjir Bandang: Pelepah Sawit jadi Penyelamat

Fahmi Akbar
- Kamis, 4 Desember 2025 | 07:30 WIB
Puing-puing Kampung Garoga dan Huta Godang, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang luluh lantak, terselip kisah pilu Muhammad Bakri, seorang warga Huta Godang yang nyaris meregang nyawa. (JIDDAN/METROPOLITAN )
Puing-puing Kampung Garoga dan Huta Godang, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang luluh lantak, terselip kisah pilu Muhammad Bakri, seorang warga Huta Godang yang nyaris meregang nyawa. (JIDDAN/METROPOLITAN )

RADARDEPOK.COM - Di antara puing-puing Kampung Garoga dan Huta Godang, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara yang luluh lantak, terselip kisah pilu Muhammad Bakri, seorang warga Huta Godang yang nyaris meregang nyawa saat bencana banjir bandang menerjang.

Laporan: Wahyu, Tapanuli

Malam itu, sekitar pukul 3 subuh, Bakri tengah berjaga di kebun duriannya, sebuah harapan kecil untuk menyambung hidup di tengah kesulitan. Namun siapa sangka, malam itu menjadi saksi bisu amukan alam yang tak terduga.

"Saya sempat hanyut," lirih Bakri, mengenang detik-detik mencekam saat air bah datang menerjang.

Baca Juga: Mengenal Andi Tatang Supriyadi, Pengusaha Muda sekaligus Pengacara Berani yang Kerap Bela Masyarakat Tak Mampu!

Ia terseret arus deras, berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup. "Hampir setengah jam saya bersama tiga orang teman lainnya berpegangan pada pelepah sawit," tuturnya dengan suara bergetar.

Setelah terombang-ambing dan tenggelam, Bakri berhasil meraih sebuah pohon dan bertahan di sana selama hampir satu jam.

Namun, alih-alih surut, air sungai justru semakin meluap, sehingga membuat aliran sungai baru yang menghancurkan pemukiman warga.

Baca Juga: Melihat Kolaborasi Disdik Depok dengan LSF RI : Dorong Pendidikan Karakter Berbasis Literasi Digital dan Budaya Sensor Mandiri

"Sungai baru ini mengorbankan pemukiman warga, bahkan rumah kepala desa pun turut hanyut," ungkap Bakri dengan nada pilu.

Dengan sisa tenaga yang ada, Bakri berenang sejauh seratus meter menuju daratan, meski saat itu air deras terus menghantui.

Di tengah keputusasaan, ia sempat pasrah pada takdir. "Mungkin saya mati," pikirnya saat itu, membayangkan akhir hidupnya di tengah keganasan alam.

Baca Juga: Herjuno Pramariza Fadlansyah: Dalang Milenial Unindra yang Menenun Tradisi di Era Digital

Namun, semangat hidup Bakri kembali membara. Ia mencoba berlari ke kampung Huta Godang, namun air sudah setinggi pinggang. "Saya sempat melarikan diri bareng teman," kisahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X