feature

Perjalanan Relawan Kesehatan Asal Depok di Palestina, Batman (1) : Saksi Mata Serangan Darat Israel ke Kota Rafah, Makan Kaktus Bakar, Minum Air Laut

Rabu, 12 Juni 2024 | 08:00 WIB
Batman saat merawat pasien anak dan dewasa di Kota Rafah, Palestina. (DOKUMEN PRIBADI)

Siapa sangka, pada waktu Batman dan rekannya dijadwalkan kembali ke Indonesia, tentara Israel justru melancarkan serangannya ke perbatasan Kota Rafah. Sehingga, seluruh relawan maupun tim medis dipukul mundur, dan tidak dapat keluar dari area tersebut.

Baca Juga: RekaTalks 2024 : Dorong Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi Melalui Program Dana Padanan, Disiarkan Universitas Gunadarma

"Pas banget kita udah siap siap, udah mau berangkat ke Border Rafah ini, tiba tiba kita dapat notif Whatsapp dari WHO, bahwa Border Rafah di Gaza itu sudah diserang. Jadi itu invansi darat pertama dari Israel ke Kota Rafah, jadi Kota Rafah itu diserang pada 6 Mei di Jam 08:15 waktu Gaza Palestina," beber Batman.

Dalam waktu sejenak, Israel berhasil menguasai Border Rafah di Gaza Utara. Selanjutnya, Batman dan rekannya kembali ke tempat mereka bertugas untuk melanjutkan misi kemanusiaannya.

Tragisnya, pada 17 Mei 2024 sekitar Pukul 16:45 waktu setempat, Guest House yang ditempati Batman dan rekannya menjadi sasaran tentara Israel. Sebuah bom diledakan di Blok 31. Saat itu, Batman sedang berada di Blok 34 atau hanya berjarak sekitar empat hingga lima meter saja. Teka teki yang belum terjawab, Batman tidak mengetahui alasan Israel melancarkan serangan area yang ditempati pengungsi hingga korban perang.

Baca Juga: Milad ke 2, MEMTeQu Usung Macan : Perempuan Muslimah Peduli Sosial

"Sejak tanggal 6 Mei 2024 itu, sampai hari ini, pembantaian dan bombardir itu gak henti hentinya," tutur Batman.

Selanjutnya, Batman dan rekannya dievakuasi MOH atau Kementerian Kesehatan Palestina. Sehingga, dia dan rekannya wajib melaporkan seluruh kegiatan yang dilakukannya di sana.

"Israel kan sebenarnya menargetkan Hamas ya, tapi kita gak pernah tau dimana, karena Hamas itu kanwarga sipil, jadi kita gak tau mereka nargetin disitu karena ada Hamasnya atau enggak," kata Batman.

Sejak penyerangan itu, Batman dan rekan membutuhkan istirahat selama tiga hari untuk menenangkan pikiran dan kesehatan mental untuk sementara waktu, atas pengalaman berharga yang baru pertama dijumpainya.

Baca Juga: Tidak hanya Iwan Setiawan Saja, Calon Bupati Bogor Sulhajji Jompa Temui Ketua DPRD Rudy Susmanto

"Karena setiap saat, dan setiap detik itu suara drone, suara bom, suara tembakan dari udara, roket F16 dan suara tank itu yang kita denger sahut sahutan, dan tidur kita disana itu cuma 1 sampai 2 jam doang," beber Batman.

Di samping itu, seluruh sinyal ataupun akses internet di Palestina putus total, sehingga membuat Batman kesulitan berkomunikasi dengan temannya. Beruntung, Batman memiliki seorang teman yang merupakan warga Palestina bernama Zeyad. Adapun, Zeyad merupakan anak kandung dari pemilik Guest House yang ditempati Batman.

Meksi dilarang untuk keluar dari tempatnya bertugas, Batman diam diam menuruti ajakan dari Zeyad untuk berkeliling sekaligus menyaksikan secara langsung penderitaan warga Palestina ditengah ancaman serangan dari Israel.

Baca Juga: Baru Buka! Tempat Makan dengan Viewnya Menghadap Langsung Rawa Pening di Semarang, Yuk Cek Lokasinya

Halaman:

Tags

Terkini