Menurut dia, uang kertas yang dikumpulkan Minan terdiri dari pecahan Rp2.000 hingga Rp 100.000. Namun, beberapa lembar di antaranya rusak.
"Boleh dibagi sama orang nah terus almarhum kumpulin. Makanya, itu kalau ada yang bagi dia kumpulin sampai rusak begitu. Enggak dijajanin," jelas dia.
Baca Juga: Peran FKUI dalam Kesehatan dan Kemakmuran Bangsa, RSCM dan RSUI masuk World’s Top AMC
Minah tak mengetahui secara pasti sejak kapan kakaknya mulai mengumpulkan uang recehan tersebut. Namun, dia memperkirakan Minan telah mengumpulkan uang itu sejak 20 tahun lalu. "Dari dulu sudah 20 puluh tahun. Semenjak emak saya meninggal," tutur dia.
Nantinya, uang tersebut akan digunakan untuk tahlilan tujuh hari, 40 harian dan 100 hari almarhum. "Buat berkurban nama almarhum, membuat makam. Dan akan dikasih ke anak yatim sama infak ke masjid dan musala," ucap dia.
Minah tak memungkiri kalau Minan dikenal di lingkungan tempat tinggalnya sebagai ODGJ. Minan termasuk pendiam. "Cukup baik ya, pendiam dan tidak mengganggu warga di sini," jelas dia.
Tetangga Minan, Deni Santana mengatakan, Minan tidak mendapatkan uang dengan mengemis apalagi meminta uang secara paksa. Minan juga sempat berdagang daun singkong.
"Dulu itu dia sempet tani, jualin pucuk daun singkong. Itu uang yang sekarang viral itu dari orang-orang aja, kasih dia makan, kasih dia uang," kata Ajoy –sapaan Deni Santana-.(rd)