RADARDEPOK.COM-Tabiat buruk Meita Irianty, atau yang dikenal sebagai Tata, tersangka dalam kasus penganiayaan dua balita di daycare Wensen School Indonesia, mulai terungkap lebih jauh. Kali ini, bukan dari anak-anak didiknya, melainkan dari guru-guru yang bekerja di daycare miliknya.
Para guru yang seharusnya fokus pada pendidikan dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak, mengungkapkan bahwa mereka diperlakukan tidak adil. Mereka mengklaim dipaksa untuk melakukan berbagai pekerjaan di luar tanggung jawab mereka, bahkan hingga menyerupai pekerjaan pembantu.
Baca Juga: Sambut Hari Kemerdekaan, 36 Peserta di RW16 Tugu Depok Memperebutkan Piala Sakti
Salah satu guru di daycare Wensen School Depok, yang menggunakan nama samaran Ririn, mengaku bahwa dirinya bersama rekan-rekannya diperlakukan tidak adil oleh Meita Irianty. Ririn menyatakan bahwa mereka diperlakukan seperti pembantu oleh Meita.
"Sangat tidak diperlakukan manusiawi, diperlakukan layaknya pembantu rumah tangga olehnya," ujar Ririn kepada Radar Depok.
Menurut Ririn, tugas-tugas yang seharusnya tidak termasuk dalam kewajiban mereka sebagai pendidik dipaksakan untuk mereka lakukan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan kelelahan yang tidak diantisipasi sebelumnya.
"Kenapa kami bilang diperlakukan seperti pembantu? Karena pekerjaan yang kami lakukan itu sangat jauh dari jobdesk seharusnya," ucap Ririn.
Baca Juga: Ilham Habibie Perkuat Dukungan dan Tekankan Keseimbangan Iptek-Imtak Menjelang Pilgub Jabar 2024
Ririn menuturkan, pada wawancara kerja di daycare milik Meita, dia diberitahu bahwa posisi yang akan diisinya adalah sebagai guru dan pengasuh di tempat penitipan anak tersebut. Namun, setelah bergabung, dia dan rekan-rekannya dipaksa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang jauh dari tanggung jawab utama mereka dalam memberikan pendidikan dan perawatan kepada anak-anak.
"Pada saat wawancara kerja, tugas utama kami adalah sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART pribadi. Tapi, kami dilungkupi menjadi ART pribadinya dan ART Wensen," beber Ririn.
Ririn menuturkan, bahwa Meita Irianty seringkali meminta para guru untuk melakukan tugas tambahan seperti membersihkan kulkas, kamar mandi, serta mencuci baju dan gorden.
Baca Juga: Mau Berkendara Aman dan Nyaman, Berikut Persiapan yang Harus Dilakukan sebelum Berkendara
"Kami sering kali disuruh bersih-bersih disana. Seperti membersihkan kulkas, kamar mandi, mencuci baju sampai mencuci gorden," tutur Ririn.
Ririn mengungkapkan bahwa meskipun pekerjaan tambahan seperti membersihkan kulkas, kamar mandi, dan mencuci baju serta gorden bukan masalah besar, namun, ketidaksesuaian terletak pada gaji yang diberikan. Dia menuturkan, besaran gaji yang diterima tidak sebanding dengan beban kerja yang harus ditanggung.
"Untuk gaji sangat tidak sepadan. Karena kami melingkupi segalanya. Menjadi guru dan menjadi ART pribadinya. Gajinya itu seminggu Rp 250 ribu, dan kami akan mendapat gaji setiap seminggu sekali," kata Ririn.
Artikel Terkait
Rekonstruksi Penganiayaan Tahanan Polres Metro Depok Tambah Empat Adegan, Pelaku Sundut Rokok di Bagian Vital
Ade Supriyatna Bantu Penanganan Korban Penganiayaan
Tersangka Penganiayaan Tahanan di Depok Terancam 12 Tahun Penjara, Sudah Masuk Kejari
Anak Dianiaya, Orang Tua di Depok Laporkan Pemilik Daycare ke Polisi
Kasus Penganiayaan Daycare di Depok : Polisi Periksa Tiga Saksi, Pemkot Mau Panggil Semua Pengurus Daycare
Cuek Abis! Ini Sikap Asli Meita Irianty, Tersangka Penganiayaan Anak di Daycare Depok