Senin, 22 Desember 2025

Pengangguran dan PHK Turun di Depok, Setahun Baru 198 Pekerja Dirumahkan

- Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:15 WIB
Sejumlah warga Depok saat mencari kerja dalam job fair mini yang diadakan Disnaker Kota Depok. (DOK.RADAR DEPOK)
Sejumlah warga Depok saat mencari kerja dalam job fair mini yang diadakan Disnaker Kota Depok. (DOK.RADAR DEPOK)

"Kalau dulu bikin suatu produk itu dengan proses yang panjang, sekarang itu menjadi satu," tutur Sidik Mulyono.

Baca Juga: Jangan Ketinggalan, Empat Pimpinan DPRD Depok Disumpah Hari Ini

Perkembangan teknologi 3D printer juga semakin mengubah lanskap industri manufaktur. Inovasi ini telah menghilangkan sejumlah proses produksi tradisional, memungkinkan pembuatan produk yang lebih cepat dan efisien.

"Apalagi dengan adanya 3D printer, itu sudah menghilangkan proses di manufaktur, pekerjaan manusianya hilang," ungkap Sidik Mulyono.

Kendati demikian, PHK yang terjadi tidak dapat dikenakan sanksi berdasarkan Undang-Undang Cipta Kerja. Namun, fokus utama adalah memastikan hak-hak pekerja yang terkena PHK tetap diperjuangkan dan dilindungi.

Baca Juga: Penderita Kanker di Depok Tembus 1.778 Orang, Jenis Ini yang Paling Banyak

"Hanya dengan alasan efisiensi dan menghindari kerugian, bisa di PHK. Nah saya menghindari setiap perusahaan menggunakan dalil itu," ungkap Sidik Mulyono.

Dalam upaya meringankan beban dan meningkatkan efisiensi, perusahaan diingatkan PHK bukanlah satu-satunya solusi.

Dia menyebutkan ada beberapa cara dan elemen penting yang harus dipahami, yakni meningkatkan kualitas SDM, penggunaan mesin dan fasilitas yang tepat guna, jangan boros keuangan, metodologi di dalam pabrik harus diperhatikan dan bahan baku yang sesuai.

Baca Juga: Tahun Depan 7.000 Honorer Depok Di-PPPK-an, Ini Alasannya!

"Kalau bicara efisiensi, kan bukan hanya SDM saja. Tetapi bisa memperhatikan 5M, yaitu man, machine, money, method dan material," kata Sidik Mulyono.

Sidik Mulyono mengungkapkan, jumlah industri di Depok tercatat sekitar 6.000 unit. Namun, setelah melakukan pemetaan, ditemukan bahwa jumlah industri yang aktif saat ini mengalami penurunan.

"Kami sedang menyusun peta spasial, dan ternyata banyak perusahaan yang sudah tutup atau mengajukan izin tutup," beber Sidik Mulyono.

Baca Juga: KFD Jadi Tempat Pertumbuhan Ekonomi di Depok

Dia menuturkan, jumlah perusahaan yang mengajukan penutupan tidak mencapai 50 persen. Sedangkan jumlah industri manufaktur di Depok hanya berkisar 5 persen atau 300 unit perusahaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X