RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menyuarakan keprihatinannya terhadap meningkatnya bencana banjir dan longsor di wilayah Jawa Barat.
Dalam unggahan kanal YouTube Lembur Pakuan Channel pada Selasa, 15 Juli 2025, Dedi Mulyadi memaparkan kondisi terkini serta solusi yang tengah dirancang oleh pemerintah provinsi.
Dalam video tersebut, tampak pula kehadiran Menteri BUMN Erick Thohir bersama jajaran pimpinan daerah Jawa Barat yang turut berdiskusi mengenai permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, terutama di wilayah pegunungan yang selama ini dianggap relatif aman dari bencana.
Baca Juga: Ada Perbaikan Saluran Air, Jalan Abdul Gani Cilodong Depok Ditutup Sementara, 30 Juli Dibuka Kembali
“Di Jawa Barat musibahnya selalu dua, banjir dan longsor. Sekarang ini banjir dan longsor sudah sampai ke daerah pegunungan. Misalnya, Puncak banjir, Lembang banjir kan ini jadi aneh,” ujar Dedi.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penyebab utama terjadinya bencana tersebut adalah perubahan peruntukan lahan, khususnya di wilayah-wilayah yang sebelumnya dikelola oleh PTPN (Perkebunan Nusantara) dan Perhutani.
Perubahan fungsi lahan ini menyebabkan hilangnya tutupan vegetasi yang berfungsi menahan air dan tanah, sehingga wilayah pegunungan yang seharusnya menjadi daerah resapan kini menjadi rentan terhadap bencana.
“Perubahan lahan ini selalu terjadi di dua lahan besar yaitu lahan PTPN dan lahan Perhutani.” jelasnya.
Baca Juga: Lurah Pangkalanjati Baru Luncurkan D’Saba, Orang Tua Diajak Olah Makanan Sehat
Sebagai langkah nyata, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merancang dua langkah strategis.
Dedi Mulyadi mengusulkan pemanfaatan lahan PTPN untuk dijadikan kawasan pemukiman baru bagi warga terdampak bencana. Upaya ini dilakukan agar masyarakat tidak lagi tinggal di zona rawan longsor dan banjir.
Misalnya pada Bandung Barat direncanakan relokasi untuk sekitar 30 kepala keluarga di atas lahan seluas 1,5 hingga 2 hektar. Dan di Purwakarta sekitar 86 kepala keluarga akan direlokasi dengan lahan 1,5 hektar.
Wilayah Subang menjadi perhatian khusus karena kawasan perkebunan tehnya mengalami perubahan fungsi secara tidak teratur.
“Di Subang, kita lagi menata kawasan dari perkebunan teh yang cater. Ada tanah yang sudah dilepas-lepas, digunakan untuk berbagai macam kepentingan. Ini ingin kita kembalikan lagi menjadi lahan teh,” kata Dedi.
Artikel Terkait
Situasi Tak Layak Huni, Dedi Mulyadi Akan Tata Rumah Kumuh di Sekitar TPA Sarimukti, Bandung Barat
Pesan Dedi Mulyadi Terhadap Warga Jawa Barat: Laporkan Jika Ada Pungutan Liar pada Penerimaan Siswa Didik Baru
Staf Khusus Menko Kemenimipas Sidak Lapas Surabaya : Jadi Contoh Pembinaan Warga Binaan
Penjelasan Dedi Mulyadi Soal Rakyat Harus Efisien: Bukan Soal Menghapus Bantuan, Tapi Soal Pola Hidup
Dedi Mulyadi Tanggapi Tuduhan Bayar Buzzer dari Dana APBD: Silakan Cek, Semua Terbuka!
Dedi Mulyadi Minta Bupati Kuningan Bertindak Tegas atas Dugaan Pengabaian Pasien yang Sebabkan Janin Meninggal
Dedi Mulyadi Apresiasi Ketua RT Gen Z Asal Jakarta Utara: Pejabat Muda Paling Gagah!