Senin, 22 Desember 2025

Dedi Mulyadi Tegaskan Anggaran Harus Dipakai untuk Bangun Jalan, Bukan untuk Rapat dan Seremonial

- Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:30 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ungkap anggaran lebih penting untuk jalan (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ungkap anggaran lebih penting untuk jalan (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan anggaran pemerintah.

Ia menilai bahwa belanja pemerintah daerah harus berorientasi pada hasil yang langsung dirasakan masyarakat, bukan sekadar menghabiskan anggaran untuk kegiatan seremonial atau administratif.

Hal tersebut disampaikan Dedi saat menjadi pembicara dalam acara Governansi Insight Forum yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gedung Sate dan Telkom, Bandung, pada Senin, 13 Oktober 2025.

Dalam paparannya, Dedi menegaskan bahwa pembangunan ekonomi daerah tidak bisa dilepaskan dari pembangunan infrastruktur.

Baca Juga: CBR Series Buktikan Ketangguhan, Pebalap Astra Honda Raih Tiga Podium Sekaligus di ARRC Malaysia 2025!

Menurutnya, infrastruktur adalah fondasi utama yang menggerakkan peredaran uang di sektor barang dan jasa.

Bagi saya, pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur. Karena pembangunan dianggap tidak ada kalau tidak bangun jalan, jembatan, irigasi, bendungan, sekolah, puskesmas, rumah sakit, atau perumahan baru,” jelasnya.

Ia menambahkan, uang negara harus beredar di sektor produktif agar dapat menciptakan efek ganda (multiplier effect) terhadap ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Jalan Gunung Mas-Rawa Dulang Kabupaten Bogor Mulai Dibeton

Infrastruktur yang baik akan memicu aktivitas ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing daerah.

Meski demikian, Dedi mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh dilakukan dengan mengandalkan utang yang berlebihan.

Ia menganalogikan pengelolaan keuangan pemerintah seperti seorang pegawai negeri (ASN) yang bijak mengatur penghasilannya.

Kalau ASN pinjam untuk bangun rumah tapi masih bisa menyisihkan uang dan mengurangi gaya hidup, itu akan menjadi investasi yang baik. Tapi kalau tiap bulan gajinya habis untuk kredit rumah, kredit mobil, dan setiap minggu harus healing, dia akan depresi. Karena lebih besar pasak daripada tiang,” ujar Dedi sambil tersenyum.

Baca Juga: Kemeriahan Bulan Bahasa dan Sastra SMPN 16 Depok : Bangga Bahasa Indonesia hingga Cintai Bahasa Daerah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febry Mustika Putri

Sumber: YouTube Lembur Pakuan Channel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X