Minggu, 21 Desember 2025

Dedi Mulyadi Soroti Kebijakan Semua Siswa Naik Kelas: Ini Tradisi Buruk dalam Pendidikan

- Kamis, 6 November 2025 | 12:25 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bicara tentang kebijakan siswa naik kelas (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bicara tentang kebijakan siswa naik kelas (Tangkapan layar Youtube LEMBUR PAKUAN CHANNEL)

RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan kritiknya mengenai kebijakan yang mengharuskan seluruh siswa naik kelas tanpa pengecualian.

Menurutnya, kebijakan tersebut justru menjadi salah satu tradisi pendidikan yang kurang sehat di Indonesia.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara SESPIN Lemdiklat Polri pada Rabu, 5 November 2025.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Siap Benahi Penyaluran KUR yang Bermasalah: Saya Beresin, Tapi Jagain Saya Ya

Dedi menilai bahwa kebijakan semua siswa naik kelas hanya akan menghilangkan esensi pendidikan itu sendiri.

Pendidikan, menurutnya, bukan sekadar formalitas administratif, melainkan proses pembentukan karakter, kedewasaan, dan kemampuan berpikir.

Di Indonesia ini hari ini memasuki sebuah tradisi yang buruk. Tidak ada tradisi tidak naik kelas. Padahal tidak naik kelas itu adalah bagian dari siklus alam, di mana manusia justru dengan tidak naik kelas itu dia akan naik kelas pada waktunya,” ujarnya.

Baca Juga: BNI Dukung UMKM Naik Kelas dengan Pembiayaan Produktif yang Tepat Sasaran

Ia bahkan membagikan pengalaman pribadinya yang pernah tidak naik kelas ketika duduk di bangku kelas 1 SD.

Menurut Dedi, pengalaman tersebut justru menjadi momen yang membentuk daya juangnya hingga dapat mencapai posisinya saat ini.

Lebih lanjut, Dedi menekankan bahwa kejujuran dalam proses pendidikan harus dijaga.

Ia mempertanyakan di mana letak nilai kejujuran dalam pendidikan jika setiap tahun seluruh siswa otomatis naik kelas meski kemampuan mereka berbeda-beda.

Baca Juga: Inovasi Qlola by BRI dalam Transformasi Digital Berhasil Raih Penghargaan dalam Anugerah Inovasi Indonesia 2025

Proses pendidikan harus jujur. Di mana otak kejujurannya? Kalau memang tidak lurus ya tidak lurus. Ketidaklurusan itu bukan berarti kebodohan atau kekerdilan. Itu bisa jadi tanda bahwa seseorang membutuhkan waktu lebih untuk memahami,” kata Dedi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febry Mustika Putri

Sumber: YouTube Lembur Pakuan Channel

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X