RADARDEPOK.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menarik perhatian publik lewat pernyataannya yang unik dan jujur.
Dalam sambutannya pada rapat paripurna Hari Jadi ke-498 Kabupaten Indramayu yang digelar di Gedung DPRD Indramayu, Selasa (7/10/2025), Dedi secara terbuka mengatakan bahwa dirinya merasa “tidak memiliki pekerjaan” sebagai gubernur.
Pernyataan itu disampaikan dengan gaya khasnya yang santai dan penuh humor, namun tetap sarat makna.
Ia ingin menggambarkan bagaimana peran seorang gubernur berbeda dengan bupati atau kepala dinas dalam struktur pemerintahan daerah.
Baca Juga: BRI Dukung UMKM asal Solo Kembangkan Usaha Berbasis Limbah Jadi Produk Berkualitas
“Kalau tadi mengucapkan terima kasih atas kehadiran Gubernur di acara ini, sebenarnya enggak usah terlalu dianggap luar biasa. Karena gubernur itu, kalau mau jujur, enggak ada kerjanya kok. Yang kerja itu kepala dinas, yang kerja itu bupati,” ujar Dedi di hadapan peserta rapat paripurna.
Ia menambahkan, banyak orang mungkin mengira seorang gubernur memiliki segudang aktivitas, padahal sebagian besar kegiatan administratif dan pelayanan masyarakat justru dilakukan oleh para kepala daerah di tingkat kabupaten dan kota.
“Kalau gubernur kelihatan sibuk banget, itu sebenarnya cuma pura-pura sibuk. Padahal enggak ngapa-ngapain,” candanya disambut tawa para hadirin.
Namun, di balik ucapannya yang ringan itu, Dedi ingin menegaskan pandangannya tentang makna tanggung jawab seorang pemimpin.
Baca Juga: Pasti Ketagihan! Ayo Coba Bikin Tempe Goreng Cabe Daun Jeruk, Aroma Rempahnya Bikin Ngiler
Ia menilai bahwa setiap perjalanan dan kegiatan yang dilakukan pejabat publik harus menghasilkan “produk nyata” yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Bagi saya, seorang pemimpin ke mana pun pergi harus ada produk yang dibuat. Karena itu, saya lebih memilih untuk membuat kegiatan yang nyata, seperti membuka pos pengaduan masyarakat,” jelasnya.
Dedi mengaku bahwa inisiatif membuka layanan aduan masyarakat sebenarnya bukan bagian dari tugas formal seorang gubernur, melainkan inisiatif pribadinya agar tetap bisa berkontribusi langsung bagi warga.