RADARDEPOK.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi laporan Bank Dunia yang memprediksi potensi defisit anggaran Indonesia akan melebar hingga tahun 2027.
Tanggapan tersebut disampaikan Purbaya saat menjawab pertanyaan wartawan dalam Konferensi Pers APBN KiTa yang digelar di Jakarta, Kamis (18/12).
Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia atau World Bank memperkirakan tekanan terhadap fiskal Indonesia masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Prediksi tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pemerintah dalam menjaga kesinambungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menanggapi hal itu, Purbaya menyatakan bahwa prediksi lembaga internasional tersebut tidak bersifat mutlak dan kerap meleset dari kondisi nyata di lapangan.
Menurutnya, proyeksi Bank Dunia hanya bersifat perkiraan makroekonomi yang tidak selalu memperhitungkan kebijakan dan perbaikan yang sedang dijalankan pemerintah.
“Prediksi boleh saja, tidak memprediksi juga tidak apa-apa. Tapi selama ini juga sering meleset,” ujar Purbaya.
Ia menegaskan bahwa APBN sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah, bukan mekanisme pasar yang berjalan tanpa intervensi.
Baca Juga: Dankorbrimob Buka Kejuaraan Nasional Indoor Skydiving Dankorbrimob Cup II : 156 Atlet Ambil Bagian
Oleh karena itu, besar kecilnya defisit sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengelola belanja negara serta meningkatkan penerimaan, baik dari sektor perpajakan, bea dan cukai, maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Purbaya menjelaskan, saat ini pemerintah tengah melakukan berbagai perbaikan struktural, khususnya dalam penguatan sistem perpajakan dan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Salah satu langkah konkret yang telah diterapkan adalah pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam pengawasan di lapangan.
Menurut Purbaya, prediksi Bank Dunia dibuat dengan asumsi ceteris paribus, yakni kondisi ekonomi dianggap tidak mengalami perubahan kebijakan atau reformasi.