Pertama-tama yang perlu dibahas adalah tampaknya terjadi kesenjangan perkembangan rasionalistas para elite dengan budaya tradisional, yang masih mengakar dalam kehidupan masyarakat dalam memilih pemimpin yang lebih mengedepankan rasa.
Rakyat masih menonjolkan feeling daripada reasoning. Di mata rakyat penampilan calon yang merakyat, unggah-ungguh dan andhap asor (tata-krama dan sopan-santun), nyedulur (bersahabat), merangkul, masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih pemimpin.
Dari berbagai prespektif kelompok ini lah yang kemudian mengirimkan banyak personalnya menempati jabatan di kabinet merah putih.
*Kinerja Kabinet MuhamadiNU (Muhammadiyah-NU)*
Sengaja penulis menggunakan istilah kabinet MuhamadiNU, sebagai identifikasi latar belakang kelompok ormas besar yang telah ikut melahirkan negara dan bangsa ini.
Jadi pada akhirnya latar belakang anggota kabinet dari mana pun asalnya tidak terlalu penting, namun paling penting adalah bagaimana kontribusi anggota kabinet memiliki sikap integritas dan akuntabilitas serta transparan dengan dukungan manajemen yang profesional memiliki kemampuan leadership yang mumpuni.
Jangan sampai kinerja kabinet MuhamadiNU tidak lebih baik dengan kelompok yang tidak memiliki latar belakang keagamaan. Malu...!
Tantangan yang harus dihadapai bahwa kerja kementerian merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran strategis.
Baca Juga: Rasanya yang lembut Membuat Bolu Moka Ceres Ini Begitu Istimewa, Yuk Cobain Resepnya!
Kinerja anggota kabinet merupakan pelaksanaan dari rencana strategis kementerian.
Salah satunya adalah laporan kinerja, ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas yang berfungsi, antara lain sebagai alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian dan wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat serta merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian.
Kinerja Kementerian diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama, yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam komitmen kinerja kementrian.
Secara umum capaian kinerja sasaran harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, meskipun, beberapa indikator belum menunjukan capaian sesuai target. Kementrian/Lembaga sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, integral dari pembaharuan sistem administrasi negara.
Berdasarkan analisis dan evaluasi obyektif yang dilakukan berbagai pihak yang memiliki ototritatif diharapkan mampu mengoptimalisasi peran kelembagaan dan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan pelaksana di lingkungan kabinet.
Jangan sampai latar belakang kader Muhammadiyah dan NU dikabinet tidak mendukung kinerja Kementerian secara keseluruhan dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Government.