ruang-publik

Lestari Octavia : Lebaran Bukan Pembalasan di Meja Makan

Selasa, 25 April 2023 | 08:04 WIB
Lestari Octavia


RADARDEPOK.COM - Lebaran identik dengan ketupat disertai makanan bersantan lezat menggoda sebagai pelengkap. Ketupat menjadi icon hari raya dan simbol yang diterima secara nasional dalam merayakan kemenangan 1 Syawal. Pelengkap ketupat variatif, yang umum ditemui gulai nangka, rendang, kerupuk, opor dan sambal goreng.

Mengunyah ketupat tanpa disertai pelengkapnya tentu kurang nikmat.
Ketupat, opor, rendang, sambal goreng menjadi menu yang jamak ditemui di meja makan di musim lebaran.

Perburuan bahan baku sudah dilakukan untuk beberapa hari sebelum hari raya untuk mendapatkan daging sapi, ayam kampung dan hati terbaik untuk menu terlezat dan tercantik untuk difoto dan dinikmati lewat gawai di dunia maya.

Dilansir dari sebuah laman berita, 1 porsi lontong sayur terdapat hampir 400 kalori, opor ayam lebih dari 300 kalori, dan sekitar 470 kalori untuk 1 porsi rendang. Akumulasi ketiga bahan ini di dalam piring tentu melejitkan jumlah kalori yang masuk dan menumpuk ke dalam tubuh.

Pada hari raya, acara kumpul-kumpul disertai acara makan bersama. Bisa dibayangkan jika mengunjungi lima rumah kerabat, berapa porsi yang masuk ke dalam tubuh. Terlebih jika menjadi pemudik ke kampung halaman, setelah acara keluarga akan dilanjutkan dengan reuni SD, SMP, SMA, kuliah, dan segala macam keanggotan yang pernah diikuti di masa lalu.

Acara bersama teman-teman dan keluarga tentu diisi dengan kegiatan makan-makan. Booking dan waiting list untuk mendapatkan restoran menjadi pemandangan lazim untuk memenuhi hasrat sosial, berkumpul sambil menikmati kuliner khas daerah.

Kegiatan makan ini tidak hanya berlaku untuk menu utama tapi juga snack dan minuman. Snack berkalori seperti kue kering yang populer: nastar, kastengel, putri salju juga umum ditemui di hari raya.

Sempat menjadi keriuhan bahwa satu buah nastar ternyata mengandung 75 kkal yang mengguncang jagad dunia maya, muncul rasa tidak ikhlas bahwa ukuran kecil itu ternyata tinggi kalori.

Minuman juga serupa. Kandungan gula yang tinggi pada minuman sirup warna warni harus ikut diperhitungan dan sudah akrab dengan iklan bahkan sejak sebelum Ramadhan tiba.

Pameo yang muncul, tanda Ramadahan sudah dekat adalah iklan sirup dan biskuit kaleng sudah sliweran di layar kaca dan memenuhi lorong-lorong minimarket dan supermarket.

Kutipan dari laman yang sering digunakan untuk menghitung nilai kalori, satu sendok sirup ternyata mengandung 53 kalori. Fantastis !

Untuk menghindari keluhan naiknya gula darah, kolesterol, asam urat, dan trigliserida jadilah penikmat makanan yang bijaksana. Menjadi sehat di masa pandemi ini suatu keharusan karena belum ada keputusan kapan pandemi akan benar-benar berakhir.

Melepaskan keinginan makanan enak harus diikuti dengan makan sehat dan berimbang. Tetap menjaga asupan gizi sehat dan berimbang dengan mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur, dan cukup zat gizi mikro, tidak hanya makro.

Selain itu, aktifitas fisik juga harus dilakukan, bisa direncanakan dengan menuntaskan 10.000 langkah/hari, bersepeda, lari, yoga, senam untuk membakar kalori dan menghindari penumpukan di dalam tubuh.

Tidak ada larangan makan enak di hari raya terlebih setelah satu bulan berpuasa, menahan lapar dahaga di sejak pagi hingga bedug maghrib berkumandang, namun menjadikan menu lebaran sebagai pembalasan dan pelampiasan tentu juga jauh dari semangat Ramadhan.

Halaman:

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB