FOTO: Drs. Supartono, MPd Pengamat sepakbola nasional, Pengamat pendidikan nasional. Oleh Drs. Supartono, M.Pd*)
Di tengah hiruk-pikuk sepakbola nasional yang secara dinamis bergerak di berbagai sektor, hingga puncaknya mengerucut kepada timnas, ternyata persepakbolaan Depok semakin terpuruk dan kembali ke titik nadir.
Kasihan anak-anak yang bermimpi bermain di tim Suratin Depok, harus mengubur mimpi tidak bermain Suratin di tahun 2018 ini. Liga 3 pun peserta wakil Depok mandeg. Ke mana Persikad, ke mana Depok United?
Penjegalan KLB?
Ironis, Kongres Luar Biasa (KLB) yang hanya memiliki satu agenda, memilih Ketua Umum baru, nyatanya harus terhalang oleh beberapa faktor yang notabene-nya tidak ada sangkut pautnya dengan sportivitas sepakbola.
Sangat-sangat menjemukan. Sepakbola di Depok tetap dijadikan kendaraan politik. Bahkan yang tidak lucu, Kursi Ketua Umum Askot yang baru pun diperebutkan oleh Si Cebol nggayuh lintang yang kabarnya didukung penuh oleh gelora politik di Depok. Luar biasa!
Hebatnya lagi, kekuatannya memang sudah terbukti ampuh hingga Asporv Jabar dan PSSI Pusatpun sanggup menyetop KLB yang secara proses hingga pelaksanaan sudah teragenda mengikuti prosedur statuta. Jadi, penyetopan KLB Askot PSSI Depok sesuai statuta siapa?
Mau ke mana sepakbola Depok yang sejak nama Pengcab berganti baju menjadi Askot, selalu ketiban sial, dikekang stakeholder yang seharusnya memberikan dukungan dan menghidupkan, namun sebaliknya malah membunuh!
Di tengah ketidakpastian persepakbolaan Depok selama ini hingga yang terbaru distopnya KLB oleh Aspor Jabar karena jagonya merasa dijegal, SSB Sukmajaya tidak bergeming, tetap mengalir melakukan pembinaan, pelatihan, hingga tetap bergelut dalam kompetisi terbaik di Jabodetabek bahkan kompetisi terbaik di tanah air.
19 tahun SSB Sukmajaya, tak perlu embel-embel Depok lagi!
Sekolah Sepakbola (SSB) Sukmajaya yang telah berkiprah ambil bagian dalam pembinaan dan pelatihan sepakbola usai dini dan muda khususnya untuk Kota Depok dan umumnya untuk tingkat nasional, di usia ke 19 tahun, 16 Mei 2018, kini berpikir. Apakah pembinaan yang dilakukan dengan tidak mengenal panas dan hujan, harus menggunakan embel-embel nama Depok di belakangnya?
Banyak pertanyaan dari rekan-rekan SSB lain, apakah andil pemerintah Depok dalam sepakterjang SSB Sukmajaya yang selalu membawa embel-embel nama Depok di belakangnya? Padahal dalam kompetisi bergengsi semacam Liga Pertamina U-16, Liga TopSkor U-13 dan Liga TopSkor U-15/16 yang hanya diiukuti oleh SSB-SSB terbaik di Jabodetabek, SSB Sukmajaya menjadi wakil satu-satunya dari Depok.
Malah perusahaan dari luar Depok semacam ANTIMO, dalam dua musim kompetisi Liga TopSkor U-13 dan U-16 yang justru turut mendukung keberadaan SSB Sukmajaya dalam persaingan kompetisi tersebut dengan menjadi sponsor.
Selama 19 tahun SSB Sukmajaya berkiprah, belum ada sekalipun pertanyaan dan kepedulian dari pemerintah Depok meski sudah berganti-ganti Wali Kota. Jadi, karena SSB Sukmajaya yang terus di dukung oleh Kostrad Cilodong dalam hal sarana lapangan untuk berlatih, sejatinya tidak membutuhkan lagi keberadaan pemerintah Kota Depok.Tidak ditanya, tidak apa-apa. Tidak didukung, juga tidak apa-apa. Yang pasti, selama 19 tahun, puluhan siswa binaan SSB Sukmajaya telah menjadi bagian dari tim Popwil, tim Suratin, hingga tim Porda Kota Depok. Namun, setiap pemain binaan SSB Sukmajaya selalu lebih memilih membela tim lain di Kota lain, bukan Depok, karena masalah “kepedulian dan jaminan”.
Target SSB Sukmajaya 2018/2019
Di 19 tahun SSB Sukmajaya bila dihitung dari tanggal lahir 16 Mei 1999, dan 2 Agustus 2018, SSB Sukmajaya akan berumur 20 tahun bila dihitung dari hari pertama pembukaan SSB Sukmajaya yaitu hari Minggu, 2 Agustus 1998, maka SSB Sukmajaya tidak lagi berpikir kini berpijak di tanah mana, daerah mana, kota mana?
Terpenting niat tulus pembinaan dan pelatihan terus berputar. Kostrad Cilodong terus mendukung dalam fasilitas lapangan. Di kompetisi tahun 2018/2019 mendatang, SSB Sukmajaya akan terjun dalam Kompetisi Divisi Utama Liga TopSor U-13 dan U-16.
Selain itu, SSB Sukmajaya juga akan mengikuti play off Divisi I Liga TopSkor U-13 dan play off Liga Kompas U-14. Dengan demikian lengkaplah seluruh kompetisi tertinggi di Jabodetabek digeluti oleh SSB Sukmajaya, karena tim U-8, U-10, dan U-12 tetap terus berkompetisi di Indonesia Junior Soccer Leauge (IJSL).
Dalam mengikuti seluruh rangkaian Kompetisi tersebut, SSB Sukmajaya tetap membuka diri dengan menerima seleksi siswa untuk masuk dalam tim U-8 hingga U-16 SSB Sukmajaya. Dengan catatan, semua siswa yang nanti masuk dalam tim SSB Sukmajaya benar-benar melalui proses dan prosedur seleksi pemain yang benar. Dan seluruh pemain yang nantinya masuk tim, juga wajib mematuhi peraturan pemain yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan di atas matere.
Setelah berkompetisi, bila dibutuhkan tim lain untuk Popwil, Suratin, maupun Porda hingga klub, SSB Sukmajaya akan dengan senang hati mendukungnya, terpenting siapapun tim/klub yang membutuhkan jasa pemain binaan SSB Sukmajaya, mengetahui tata kelola pemakaian dan peminjaman pemain. Tidak seperti yang sudah-sudah, siapa menanam, siapa memetik.
Semoga setelah 19 tahun SSB Sukmajaya, pembinaan, pelatihan, dan kesertaan dalam kompetisi akan terus berproses dan mengalir. Terus menggeliat, bukan untuk Depok, tidak perlu untuk Depok, tapi untuk siswa dan orangtua saja.
Keberadaan SSB Sukmajaya, untuk sportivitas dan pembinaan anak usia dini serta muda, yang kelak dapat menularkan teknik bermain sepakbola yang benar di masyarakat umum dan minimal bagi para siswa, dapat menularkan ilmu memenej diri sendiri dan orang lain dengan benar. Tidak perlu menjadi Cebol nggayuh lintang. Cukup menjadi diri sendiri, tahu diri, tidak membuat untung untuk pribadi dan golongan, namun berguna untuk orang lain berdasar atas sportivitas, bukan intrik dan taktik serta politik! 19 tahun SSB Sukmajaya, tetap mengukur diri! (*)
*)Pengamat Pendidikan Nasional, Pengamat Sepakbola Nasional