ruang-publik

Pribadi Nabi yang Mulia

Jumat, 15 November 2019 | 11:15 WIB
  Oleh: Ust. Zaimul Haq, M.Ag Anggota JQH NU Kota Depok   SEBAGAI umat Islam, tiba saatnya kita untuk bersyukur dan bergembira di bulan mulia "Rabiul awal" di mana di bulan tersebut nabi kita dilahirkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Secara umum kita dapat mengatakan bahwa kekaguman dan kegembiraan itu terletak pada eksistensi (pribadi) Muhammad saw yang memesona dari seluruh aspeknya yang didambakan oleh dunia kemanusiaan, sepanjang sejarah umat manusia, di mana dan kapanpun. Para Ulama, sejarawan, dan cendikiawan muslim menggambarkan dengan indah tentang pribadi sang Nabi: Bila ada orang yang meninggal dunia dia mengiring jenazahnya. Jika ada orang yang sakit dia menengoknya, meski berada di tempat yang jauh. Dia sering duduk dalam posisi yang sama bersama-sama orang-orang fakir. Dia mengambilkan untuk mereka makanan dengan tangannya sendiri. Dia senang menemui teman-temannya untuk sekedar silaturrahim. Dia menghormati orang-orang yang berbudi pekerti luhur, dan tetap berbuat baik kepada orang yang tidak baik (Ahl al-Syarr). Dia suka mengunjungi kerabat dekatnya tanpa melebihkan mereka dari orang-orang yang lain. Dia tidak pernah bertindak kasar kepada siapapun dan memaafkan orang yang meminta maaf. Nabi SAW adalah orang yang banyak senyum, kadang-kadang tertawa, tetapi tidak berlebihan. Seperti yang lain, dia juga suka bercanda, tetapi tak pernah berbohong. Dia tidak mengenakan pakaian melebihi pakaian pembantunya. Kemudian, Dia tidak pernah mencaci siapapun. Dia tidak pernah merendahkan dan memukul perempuan, isteri dan pembantunya. Bila ada orang yang mencaci-maki orang lain, Nabi mengatakan: “tolong tinggalkan cara seperti itu”. Bila ada orang berbicara dengan suara tinggi, dia menahan diri dan sabar. Bila datang kepada hamba-sahayanya, laki-laki atau perempuan, dia mengajaknya berdiri dan membantu keperluannya. Nabi tidak pernah membalas keburukan orang lain dengan keburukan serupa, melainkan memaafkannya dan mengulurkan tangannya. Jika bertemu orang, dia mengucapkan salam, ucapan damai, lebih dahulu. Bila bertemu temannya, dia mengawali mengulurkan tangannya. Nabi selalu berzikir (mengingat Allah) baik ketika berdiri maupun ketika duduk. Jika ada orang yang duduk menunggunya ketika sedang shalat, dia mempersingkat shalatnya lalu menemuinya sambil mengatakan: apakah ada yang bisa aku bantu?. Ketika mendengar cucunya menangis, dia menyegerakan shalatnya, lalu menemui dan menggendongnya. Semoga kita semua dapat mencontoh dan mengamalkan dari semua perilaku baik Rasulullah. (*) (Disarikan dari tulisan K.H. Husein Muhammad)

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB