FOTO: Drs. Supartono, MPd
Pengamat sepakbola nasional, Pengamat pendidikan nasional.
Oleh: Drs. Supartono, M.P.d*)
Gelaran Piala Dunia 2018 tinggal menghitung hari. Namun, ternyata selama ini FIFA sudah menyorot penyelenggaraan nonton bareng (nobar) di Indonesia yang bersifat komersil, namun melanggar hak lisensi Piala Dunia. Hal ini terungkap saat Sekretaris Menpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan kepada awak media di bilangan Senayan, Rabu (21/3/2018).
Pelanggaran nobar di Indonesia yang selama ini tidak mengikuti aturan yang ditetapkan, tentu wajib disikapi seiring dengan perkembangan sepakbola nasional yang terus membaik dari berbagai segi. Terlebih sepakbola nasional kini benar-benar telah menjelma menjadi industri terutama dengan kehadiran melimpah suporter sepakbola fanatik. Fanatik kepada klubnya di Indonesia. Fanatik terhadap klub lain (mancanegara/dunia), dan fanatik kepada timnas Indonesia dan timnas negara lain kontestan Piala Dunia 2018.
Bahkan, wacana suporter sepakbola Indonesia yang terus membaik, viral di media sosial, menjadi modal penting suksesnya gelaran kompetisi sepakbola di tanah air yang dihelat PSSI. Terlebih, gelandang Persib Bandung, Michael Essien, meski dirinya harus terlempar dari Persib Bandung, justru menyampaikan sisi positif akan sepak bola di Indonesia.
Essien, kepada Premier League Today yang dilansir oleh Ghanaweb.com, malah menceritakan kompetisi di Indonesia sangat berbeda dengan Eropa. Bahkan, eks pemain Chelsea itu bilang jika Eropa tak ada apa-apanya dengan Indonesia. Fanatisme masyarakat Indonesia yang sangat luar biasa dan sangat cinta kepada sepak bola.
Sebelum Essein yang terdepak dari Persib Bandung menyampaikan opini tentang suporter Indonesia sangat fanatik dan membandingkan dengan suporter sepakbola Eropa yang tidak ada apa-apanya dengan suporter Indonesia ke warta terbitan Inggris, tampilnya Bali United dan Persija Jakarta dalam Piala AFC/AFC CUP tahun 2018, juga telah menjadi berita besar di Asia menyoal suporter kita.
Lawan-lawan Bali United dan Persija Jakarta justru sangat antusias ketika tampil di homebase Bali United dan Persija Jakarta. Puluhan ribu suporter yang hadir dan mengubah atmosfir pertandingan menjadi sangat berbeda, membuat para pemain menjadi tertantang untuk bermain dengan tampilan terbaik.
Suporter Piala Dunia
Kini, menjelang gelaran Piala Dunia Rusia yang tinggal sekitar satu setengah bulan lagi, fanatisme suporter Indonesia, meski Indonesia tidak menjadi finalis, mereka justru akan terbagi-bagi ke dalam pendukung tim-tim negara lain yang menjadi kontestan Piala Dunia. Dengan kata lain, suporter Indonesia adalah tetap menjadi aset bisnis bagi penyelenggaran Piala Dunia.
Atas kondisi ini, karena adanya kebiasaan tidak tertib aturan/perizinan dan tidak tertib lainnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) meminta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memanfaatkan momentum Piala Dunia 2018. Khususnya untuk mengedukasi suporter.
Piala Dunia 2018 akan digelar mulai 14 Juni hingga 15 Juli. Seiring perhelatan tersebut, demam Piala Dunia pasti akan melanda Tanah Air. Berbagai acara tentu akan dilakukan untuk menyaksikan langsung pertandingan sepakbola tingkat dunia. Satu di antara tradisi pecinta sepakbola di Indonesia adalah mengadakan acara nobar.
Selama ini, publik sepakbola nasional dan pihak penyelenggara acara nobar banyak yang tidak memahami bahwa untuk menggelar nobar ada peraturannya. Ternyata, selama ini atas kondisi yang tidak memakai aturan dan tidak tertib dalam nobar, Indonesia menjadi sorotan FIFA lantaran kerap melanggar aturan tersebut.
Untuk itu, FIFA selaku pemilik hajatan Piala Dunia 2018, mempunyai aturan khusus untuk menggelar nobar. Aturan itu untuk melindungi hak eksklusif Piala Dunia itu sendiri. Melindungi hak lisensi Piala Dunia, dengan menggelar nobar sesuai aturan di nagara manapun di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.
Kondisi nobar sepakbola di Indonesia, selama ini sering disamakan dengan event-event yang bersifat gathering, dan dilaksanakan oleh pihak perorangan/instansi/institusi secara sembarangan . Ternyata, FIFA memonitor kegiatan nobar di Indonesia yang ilegal. Jelas, ini merugikan pihak yang memegang hak lisensi Piala Dunia.
Buntutnya, kini siapapun yang akan menyelenggarakan nobar Piala Dunia harus melalui perizinan khusus. Tanpa mengantongi Sertifikat Resmi Nobar Piala Dunia, maka siapapun pihak penyelenggara yang mengadakan nobar dengan tujuan komersil, tentu akan berurusan secara hukum dengan FIFA.
Wadah izin resmi
Bagi siapa saja yang akan menyelenggrakan nobar secara komersil/bisnis di Indonesia, kini ada PT PestaBola Indonesia (PBI). PT PBI mendapat hak melakukan sertifikasi venue untuk menggelar Public Exhibition dari PT. Futbal Momentum Asia (FMA), yang memegang lisensi eksklusif Piala Dunia di Indonesia.
Setiap tempat-tempat yang ingin menggelar acara nobar dan bermaksud dikomersialkan, dapat mendaftar langsung ke PT PBI, yang telah memiliki situs resmi Pestabola. Dengan mendaftar ke PT PBI, maka setiap penyelenggara nobar ‘komersil’ akan ada kenyamanan bagi komunitas pecinta bola dalam menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2018 di tempat-tempat favorit.
Jaminan lainnya, penyelenggaraan sudah sesuai dengan ketentuan FIFA, mendapatkan sertifikat resmi, venue yang terdaftar juga akan didukung oleh program promosi dan kesempatan berpartner dengan pemegang hak siar, sponsor, dan partner resmi Piala Dunia.
Keberadaan PT PBI, sangat didukung oleh Kemenpora, karena dengan adanya wadah yang memberikan sertifikat resmi penyelenggara nobar, aspek perlindungan lisensi Piala Dunia 2018, tidak akan disalahgunakan dan tidak ada lagi nobar-nobar yang disamakan dengan acara gathering.
Sikap Pemerintah melalui Kemenpora yang sangat mendukung regulasi FIFA, menjadikan nobar sebagai kegiatan positif yang memudahkan pecinta olahraga khususnya penikmat bola Indonesia ikut merayakan Piala Dunia 2018. Olahraga di mana pun dan apapun, pasti ada ketentuan dan regulasi, maka ketentuan tentang Public Exhibition ini sangatlah penting.
Dalam Piala Dunia 2018 akan bersaing 32 negara memperebutkan trofi Jules Rimet. Di Indonesia, selain nobar yang ada wadah perizinan khusus, pertandingannya sendiri bisa disaksikan langsung di Transmedia sebagai official broadcaster di Indonesia.
Agar seluruh pihak yang akan menyelenggarakan nobar Piala Dunia secara komersial tidak terkena masalah hukum, maka harus ada jalinan kerjasama seluruh stakeholder terkait yang berkepentingan dengan Piala Dunia segera mensosialisasikan event nobar yang wajib berlisensi sertifikat resmi.
Bila dalam Piala Dunia 2018, penyelenggaraan nobar komersial di seluruh Indonesia sesuai regulasi, tentu akan menjadi penilaian dan sorotan positif FIFA khususnya, dan dunia pada umumnya. Semakin menjustifikasi bahwa suporter Indonesia yang sangat fanatik terhadap klub-klub Indonesia, juga sangat sayang pada timnas negara lain, semasa timnas Garuda belum berlaga di Piala Dunia.
Lebih dari itu, penilain FIFA dan publik dunia yang positif terhadap suporter Indonesia dan stakeholder penyelenggaraan sepakbola nasional, akan menambah nilai jual gelaran Asian Games ke-18 pada Agustus mendatang dan event sepakbola lainnya di Indonesia hingga penghujung tahun 2018.
Yang pasti, hadirnya wadah resmi nobar akan semakin mendewasakan seluruh stakeholder penyelenggaraan sepakbola nasional yang kini telah menjadi industri. Bicara industri atau bisnis sepakbola , maka akan berbicara tata aturan, hukum dan undang-undang, dan hal lain yang tetap disesuaikan dengan tradisi dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
Ayo, jangan sampai nobar juga menjadi masalah yang disorot FIFA lagi, lalu diadili. Sosialisasikan dengan benar! Jadikanlah nobar Piala Dunia dan nobar lainnya menjadi sarana pembelajaran seluruh stakeholder sepakbola nasional, insan yang taat hukum dan regulasi agar tidak menzalimi (sewenang-wenang) pada hak lisensi! Amin. (*)
*)Pengamat Sepakbola Nasional, Pengamat Pendidikan Nasional
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB
Minggu, 30 November 2025 | 18:13 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 11:52 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB
Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB
Senin, 10 November 2025 | 14:10 WIB
Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:04 WIB
Rabu, 29 Oktober 2025 | 18:05 WIB
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:53 WIB
Senin, 27 Oktober 2025 | 13:06 WIB
Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:50 WIB
Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:48 WIB
Selasa, 21 Oktober 2025 | 17:05 WIB
Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:36 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:52 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:29 WIB
Senin, 6 Oktober 2025 | 19:20 WIB
Jumat, 26 September 2025 | 16:36 WIB
Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
Senin, 15 September 2025 | 21:59 WIB