Drs. Supartono, M.Pd, Pengamat Sepakbola Nasional
Oleh: Drs. Supartono, M.Pd*)
Rasa sedih, bangga, beradu menjadi satu, tatkala mendengar wasit meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan.
Sedih karena Garuda Asia, julukan Timnas U-16 harus tersisih dari perhelatan Piala Asia U-16 2018, sekaligus lenyap pula harapan meraih tiket putaran final Piala Dunia U-17 di Peru tahun 2019.
Bangga, karena Timnas U-16 dapat menembus babak 8 besar dan hanya kalah selisih 1 gol dari Australia yang juga bersusah payah kalahkan Indonesia.
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Terima kasih Timnas U-16, kalian telah membuka mata dunia bahwa sepakbola Indonesia telah berkembang pesat.
Saat sepakbola nasional sedang berkabung dan Liga 1 sedang dihentikan sementara, Garuda Asia adalah penghibur utama publik sepakbola nasional yang sedang berduka.
Timnas U-16 memang kalah dari Australia, apapun penyebabnya, Bagus dan kawan-kawan masih muda. Masih dapat terus berkembang. Australia sudah 6 kali masuk final Piala Asia, dan Garuda Asia, inilah kali pertama.
Terima kasih Fakhri Husaini dan seluruh tim pelatih, tangan kalian telah menemukan talenta terbaik hingga meraih Piala AFF U-16 2018 dan meraih peringkat 8 besar Piala Asia 2018.
Kini, Timnas U-16 memang telah membuktikan bahwa di Asia Tenggara adalah jawara, di Asiapun tak dipandang sebelah mata.
Malaysia selaku tuan rumah, Thailand, dan Vietnam sesama tim Asia Tenggara, semua tercecer di fase penyisihan grup. Namun, Garuda Asia melangkah tegap ke 8 besar.
Kendati harus mengakui keunggulan Australia 2-3, namun sejatinya, level permainan kalian sudah layak masuk kelas dunia.
Australia hanya beruntung dapat memanfaatkan peluang ketika Timnas U-16 sedang asyik menyerang dengan menghasikan 2 gol. Sementara 1 gol hasil dari memanfaatkan keunggulan fisik.
Sementara, 2 gol Indonesia lahir begitu indahnya lewat Zico dan Rendy. Memang, butuh pembelajaran kembali untuk mengarungi laga genting dan menentukan. Sebuah kelengahan memang harus dibayar mahal.
Kalian masih muda. Masih banyak waktu untuk berbenah. Sekali lagi, terima kasih penggawa Garuda, tim pelatih, dan seluruh ofisial.
Kalian telah membuka mata AFC, FIFA, dan dunia bahwa sepakbola Indonesia, superter Indonesia harus diperhitungkan demi menuju Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Amin.
Terima kasih untuk para pembina sepakbola usia dini dan muda, terima kasih kepada operator kompetisi isoa dini dan muda dari pihak swasta, karena Anda-Andalah, terbentuk Garuda Asia.
Semoga, ke depan, PSSI akan lebih awas dan peduli pada sektor ini. Apapun ungkapannya, kini pembinaan usia.muda di Indonesia dipandang khususnya oleh lawan-lawan kita di Asia Tenggara, pun Asia, dan dunia. (*)
*) Penulis adalah Pengamat Sepak Bola Nasional, tinggal di Kota Depok
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB
Minggu, 30 November 2025 | 18:13 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 11:52 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB
Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB
Senin, 10 November 2025 | 14:10 WIB
Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:04 WIB
Rabu, 29 Oktober 2025 | 18:05 WIB
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:53 WIB
Senin, 27 Oktober 2025 | 13:06 WIB
Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:50 WIB
Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:48 WIB
Selasa, 21 Oktober 2025 | 17:05 WIB
Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:36 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:52 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:29 WIB
Senin, 6 Oktober 2025 | 19:20 WIB
Jumat, 26 September 2025 | 16:36 WIB
Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
Senin, 15 September 2025 | 21:59 WIB