Senin, 22 Desember 2025

Kemuliaan Bersedekah

- Jumat, 4 Oktober 2019 | 06:31 WIB
  Oleh: Muqorobin Kepala SMP Avicenna Cinere Founder Pusat Terapi Tootie Kidz Center   Salah satu karakteristik orang mukmin adalah semangat bersedekah dengan harta yang dimiliki dan paling dicintainya. Oleh karena itu, setiap orang mukmin diperintahkan agar senantiasa bersedekah dengan ikhlas dan konsisten sesuai dengan kadar kemampuan yang dimilikinya. Allah SWT menekankan dalam firmannya, "Kalian tidak akan mendapatkan kebajikan sebelum menyedekahkan apa yang kalian cintai. Dan, apa pun yang kalian sedekahkan pasti Allah mengetahuinya." (Q.S Ali Imran : 92). Bersedakah merupakan wujud rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT, yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebaikan seperti berbagi rezeki dengan sesama, membantu orang lain dalam kesulitan, memberi nasehat kebaikan, menjaga eksistnesi kelestarian lingkungan alam dan sekedar tersenyum yang dapat membuat orang lain berbahagia. Begitu mulianya bersedekah, Allah SWT tidak hanya mengganti dengan berlipatganda pahala, tetapi disediakannya surga bagi orang mukmin yang bersedakah dengan landasan iman dan ketakwaan. Rasulullah SAW bersabda; Barang siapa termasuk orang yang senantiasa bersedekah maka dia akan dipanggil masuk Surga lewat pintu sedekah. (HR. Bukhari). Terkait dengan kemuliaan bersedekah di hadapan Allah SWT, Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub mengisahkan dialog Nabi Musa AS dengan Allah SWT tentang amalan apa yang disukai oleh-Nya. Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT, “Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang engkau perintahkan. Manakah di antara ibadahku yang engkau senangi, apakah shalatku?” Allah SWT kemudian menjawab, “Shalatmu itu hanya untukmu sendiri. Karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar”. Kemudian Nabi Musa AS bertanya lagi kepada Allah SWT, “Apakah dzikirku?” Lalu Allah SWT menjawab, “Dzikirmu itu untuk dirimu sendiri. Karena dzikir membuat hatimu menjadi tenang”. Nabi Musa AS masih penasaran, dan mengatakan, “Apakah puasaku?” Kemudian Allah SWT menjawab, “Puasamu itu hanya untukmu saja. Karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu?”. Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang ya Allah? Ucap Nabi Musa AS. Kemudian Allah SWT menjawab, “Sedekah. Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya aku berada di sampingnya”. Ada pesan bermakna dalam dialog tersebut, bahwa amal ibadah seperti shalat, berdzikir dan puasa belum tentu membuat Allah SWT senang dan memberikan derajat kemuliaan bagi manusia disisi-Nya, walaupun amal ibadah tersebut sangat tinggi nilai pahalanya. Karena, sejatinya ibadah-ibadah tersebut hanya berdampak kepada diri sendiri dan tidak berdampak secara langsung kepada orang lain. Berbeda dengan bersedekah, merupakan amal ibadah yang bukan hanya berpahala tinggi dan berorientasi bagi diri sendiri, tetapi juga dapat membuat bahagia dan maslahat bagi orang lain. Amal ibadah seperti inilah yang diapresiasi oleh Allah SWT, sebagai bentuk komitmen totalitas seorang hamba. Karena itu pula, maka dengan sendirinya bersedekah juga memiliki kemuliaan dihadapan sesama umat manusia dan dapat menggugurkan dosa-dosa atas kesalahan yang diperbuat manusia. Di situlah, menunjukan bahwa perintah bersedekah menjadi penyempurna amal ibadah seseorang yang dapat mengantarkan kepada pencapaian derajat kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman; “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al-Baqarah : 271). Terkait dengan kemuliaan bersedekah, Rasulullah SAW juga bersabda: “Salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan perlindungan di hari akhir adalah. seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bisshawab. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X