Oleh: K.H.A.Mahfudz Anwar
Ketua MUI Kota Depok
SITUASI negara kita saat ini sedang gaduh. Bukan masalah politik atau ekonomi, tapi gara-gara Virus penyakit Corona. Memang ini gejala wabah yang mendunia. Tapi karena Indonesia menjadi bagian dari dunia ini, maka mau tidak mau Indonesia pun ikut terdampak.
Sehingga dalam situasi seperti yang sekarang ini sangat tidak menutup kemungkinan banyak orang yang memancing di air keruh. Artinya kepentingan-kepentingan tertentu ikut memperkeruh suasana.
Apa lagi negara Indonesia ini termasuk negara besar dan berpenduduk sangat besar. Dan dari sudut pandang agama, maka mayoritas penduduknya adalah muslim. Dan ini melekat pada identitas sebuah bangsa.
Persoalannya, bisakah Islam menjadi solusi bagi musibah yang mewabah sekarang ini?. Tentu saja ajaran Islam sangat mungkin menjadi solusi bagi setiap persoalan hidup manusia. Apalagi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Problem ekonomi misalnya, zakat dan sejenisnya (ekonomi Islam) menjadi solusi moderasi di antara ekonomi kapitalis dan sosialis.
Perpolitikan pun juga berjalan secara beriringan dengan moderasi kekuasaan yang tidak absolut. Di mana Islam mengedepankan amanah dan keadilan. Dan keadilan inilah yang memberi banyak ruang peran publik atau masyarakat secara merata. Sedangkan amanat memberi peluang yang banyak untuk keterbukaan dalam pengelolaan politik kekuasaan yang transparan dan dapat diakses oleh semua orang (warga bangsa).
Maka musibah wabah corona pun mestinya juga bisa diatasi oleh Islam. Di mana aturan-aturan hidup sehat sudah di atur dalam Islam. Misalnya saja pola makan yang diajarkan oleh Nabi SAW. yang tidak membolehkan makan sampai kenyang, apa lagi kekenyangan. Dan kalau lapar harus segera makan. Jangan sampai kelaparan yang menyebabkan daya tubuh lemah.
Kalau makan cukup sekedar untuk memperkuat tubuh agar bisa ibadah dengan baik. Agar ibadahnya bisa diterima oleh Allah SWT, maka konsumsi asupannya pun harus yang halal dan thayyib (sehat dan bergizi baik). Makanya batasan makanan pun ada halal dan haram. Selagi itu dilakukan oleh seorang muslim, insyaAllah akan tumbuh generasi muslim yang sehat fisik dan sehat mentalnya.
Dan ketika sehat fisik dan mental tersebut akan menjadi daya tahan tubuh yang kuat (Imun). Dan situasi ini semoga mengembalikan manusia muslim menjadi pengamal ajaran Islam yang sebenar-benarnya. Tidak serakah ataupun hanya simbolik saja. Yang mungkin sikap serakah itulah yang mulai menghinggapi banyak orang.
Pola hidup yang diajarkan Islam benar-benar bisa menjadikan manusia yang memiliki imunitas yang tinggi. Betapapun cuaca dan kondisi yang melingkupi dirinya akan teratasi dengan baik. Jadi benarlah jika dikatakan, Islam sebagai agama peradaban. Sebab Islam mengajarkan adab yang tinggi.
Atau disebut akhlakul karimah. Peradaban yang mulia. Sebab mulianya manusia adalah karena mulia adabnya. Manusia yang tidak atau kurang adabnya , maka akan menjatuhkan derajatnya sendiri. Padahal Allah SWT melalui firman sucinya sudah mengajarkan “wa laa tulquu aidiikum ilat tahlukah. Janganlah kamu menjatuhkan tanganmu pada kehancuran.”
Juga banyak firman yang menyatakan ”wa laa tufsiduu fil-ardli, dan janganlah berbuat kerusakan di bumi.” Islam sangat menjunjung tinggi peradaban dunia.
Menjadi khalifah di bumi bukan berarti boleh sewenang-wenang merusak bumi. Tapi hendaknya mengelola bumi dan kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan kodrat manusia yang telah digariskan oleh Allah SWT. Yaitu manusia di bumi hanyalah untuk menjalani ujian dari Tuhannya. Ketika lulus, maka akan menjadi manusia yang derajatnya lebih tinggi dari sebelumnya.
Jadi kalau ada ujian semacam wabah corona seperti yang kita alami sekarang ini adalah menjadi ujian bagi umat manusia, apakah dia benar-benar bersungguh-sungguh menghadapinya atau justru lupa bahwa ini adalah ujian dari Allah SWT. “Li ya’lamal mujaahidiena was shabiriina.”
Allah SWT ingin mengetahui siapa mujahid yang sesungguhnya dan siapa-siapa yang bisa sabar dalam menjalani ujian. Dan mungkin inilah salah satu cara Allah SWT akan mengembalikan derajat orang yang beriman agar kembali pada jalan yang telah dibimbingkan kepadanya melalui firman-firman dan sunah-sunah Nabinya.
Sebagai pembanding saja, bahwa setelah musim gugur, maka akan segera datang musim semi. Dan InsyaAllah tumbuhan itu akan lebih hijau dari sebelumnya. Umat Islam akan semakin menyadari posisinya di hadapan Allah SWT, sehingga menjadi manusia-manusia yang lebih shalih dan shalihah dari sebelumnya. Wallahu a’lam. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB
Minggu, 30 November 2025 | 18:13 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 11:52 WIB
Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB
Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB
Senin, 10 November 2025 | 14:10 WIB
Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:04 WIB
Rabu, 29 Oktober 2025 | 18:05 WIB
Selasa, 28 Oktober 2025 | 17:53 WIB
Senin, 27 Oktober 2025 | 13:06 WIB
Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:50 WIB
Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:48 WIB
Selasa, 21 Oktober 2025 | 17:05 WIB
Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:36 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:52 WIB
Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:29 WIB
Senin, 6 Oktober 2025 | 19:20 WIB
Jumat, 26 September 2025 | 16:36 WIB
Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
Senin, 15 September 2025 | 21:59 WIB