Senin, 22 Desember 2025

Islam Sebagai Sumber Motivasi

- Jumat, 2 Oktober 2020 | 10:50 WIB
  Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar Ketua MUI Kota Depok   SEHARUSNYA orang belajar Islam semakin hari semakin baik dan semakin mengokohkan kehidupannya. Seharusnya Islam yang dipelajarinya membuat dirinya semakin menyatu dalam kehidupan yang baik. Bahkan seharusnya menjadikan manusia bertambah dekat dengan jalan Tuhan. Sehingga pola pikir dan tindakannya selalu mengagumkan (ajaban li amril mukmin). Dan sudah barang tentu hasilnya menjadi sangat bermanfaat bagi hidup diri sendiri dan bagi kehidupan masyarakat. Namun sangat disayangkan, tidak sedikit orang mempelajari Islam tidak menjadikan dirinya semakin paripurna (Kaffah), tapi sebaliknya. Pola hidupnya terbentuk dan terpola oleh dunia yang serba menggiurkan dan menipu ini. Sehingga jalan Tuhan yang seharusnya menggiring dirinya ke dalam surganya Allah SWT, tapi malah menggiringnya pada jebakan setan. Dan bahkan menimbulkan keretakan atau perpecahan di dalam tubuh kaum muslimin. Padahal seharusnya menjadi perekat dalam bingkai persatuan. Menjadi Ikhwah fillah, bersaudara dalam lindungan Tuhan (fie kalimatin sawa). Kenikmatan dalam beragama Islam adalah dapatnya merasakan perlindungan Tuhan dalam seluruh aspek hidupnya. Dan dapatnya merasakan bahwa jalan yang ditempuh merupakan jalan yang dibimbing oleh Tuhan. Dan pada saat yang sama meyakini akan kebenaran perbuatannya. Sehingga ia tak pernah berhenti melangkah, bahkan menanjak menapaki anak tangga menuju kebaikan yang telah terpancang di depannya. Dan ini hanya diperoleh bagi orang yang Beragama Islam dengan menjadikan Islam sebagai sumber motivasi. Sebagai contoh anak yang sedang belajar, ia akan selalu giat (nasyath) karena ia paham bahwa dengan belajar itu akan menghilangkan kebodohan berfikir dan kebodohan bertindak. Dan akan menuntun dirinya ke surga kebahagiaan. Jadi karena ia ingin bahagia, maka ia belajar.   Demikian juga ketika dewasa ia bekerja dengan semangat yang luar biasa rajin dan dalam kejujuran. Karena ia sadar bahwa pekerjaannya itu dibantu oleh Tuhan, sehingga terasa ringan (Q.S.At-Taubah : 51). Dan karena merasa dibacking oleh kekuatan besar Tuhan, maka ia selalu waspada jangan sampai jatuh pada kemurkaan Tuhannya. Dan itulah yang seharusnya sekarang ini dikembangkan dalam pendidikan anak-anak maupun pendidikan orang dewasa. Yaitu pendidikan berbasis Iman. Yakni Iman yang menjadi sumber motivasi. Menjadi rujukan semua aspek penglihatan dan pengkajian. Baik mengenai ayat-ayat qauliah (nash Al-Qur’an dan As-Sunnah) maupun ayat-ayat kauniah (tanda-tanda kebesaran Tuhan dalam alam nyata). Fakta-fakta hidup dijadikan sebagai lapangan penelitian berdasar teks suci dari firman Tuhan. Jadi pelafalan ayat-ayat suci tidak terbatas hanya pada verbalistik saja, tapi juga diwujudkan dalam segala kegiatan. Dengan demikian ajaran Islam benar-benar terinternalisasi dalam diri setiap muslim. Sehingga wajah Islam tidak hanya tampak di permukaan hidup, tapi justru dapat dirasakan oleh hati setiap orang muslim. Kedamaian hidup tetap dirasakan sekalipun hidup di tengah keramaian dan kemegahan duniawi. Dan al-hamdulillah dewasa ini masih banyak pribadi-pribadi muslim yang dapat menghirup kesegaran Iman (Ilahiyah) dan itulah yang menjadi benteng ke-Islaman umat manusia. Sekian. Wallahu a'lam. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X