Oleh : Ana Setiawaty, S.Pd Guru Seni Budaya SMP Negeri 22 Depok   “BELAJAR dari Covid-19” merupakan tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2020, tentang kegiatan belajar mengajar di rumah, sebagai efek kebijakan physical distancing. Mengawali hal ini ternyata banyak sekali kendala yang dihadapi guru, siswa maupun orang tua. Karena tidak semua siswa memiliki fasilitas dan perangkat teknologi yang menunjang, dan kuota internet yang tidak memadai, ditambah lagi dengan perubahan ekonomi keluarga akibat pandemi Covid-19. Akhirnya semua pihak merasakan pengalaman pertama melaksanakan pembelajaran full daring, mencoba nyaman di tengah situasi tidak nyaman. Sedangkan, guru harus memastikan pemenuhan hak siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermakna di tengah-tengah pandemi ini. Jika para guru menyimak dan membuka website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yakni Guru Berbagi, akan ditemukan model pembelajaran yang cocok selama pandemi, salah satunya adalah model pembelajaran study saster. Nama Study Saster diambil dari akronim study yang dalam bahasa Indonesia berarti belajar, dan disaster berarti bencana. Jadi, model pembelajaran Study Saster didefinisikan sebagai tahapan pembelajaran yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar, untuk memaksimalkan pengintegrasian pendidikan kebencanaan (prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana) dalam kegiatan pembelajaran. Study Saster mempunyai enam langkah pembelajaran, yakni identifikasi, mencari, merencanakan, mencipta, membagikan, dan mempraktikkan. Model pembelajaran hanya akan menjadi teori jika kita tidak mengaplikasikannya, Semua dimulai dengan membuat perencanaan pembelajaran seni rupa kompetensi dasar 3.4/4.4 menggambar komik dengan berbagai teknik kelas VIII semester genap.   Tujuan pembelajarannya yang ingin dicapai adalah, siswa dapat membuat komik bertema pencegahan Covid-19, sehingga bisa menjadi media pengetahuan tentang lingkungan kepada masyarakat. Komik adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu (Sadiman:2010). Gambar dalam komik biasanya berbentuk gambar kartun yang bersifat sederhana dan memiliki alur cerita yang memuat pesan yang besar, namun disajikan secara ringkas, sehingga mudah dipahami isinya. Dengan begitu, sangat digemari anak-anak maupun orang dewasa. Langkah – langkah pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran Study Saster yaitu, siswa diajak bersama – sama mengidentifikasi Covid-19 dan upaya pencegahannya. Guru memberikan beberapa alternatif link untuk mencari referensi dari internet, televisi, poster, koran atau bisa juga dari orangtua,  petugas kesehatan, dan sumber lain yang relevan. Siswa diberikan jeda waktu dua pekan untuk melaksanakan proses pembuatan komik dan diperbolehkan untuk berkolaborasi dengan anggota keluarga lainnya. Misalnya untuk berdiskusi membahas rancangan ide, karakter atau tokoh komik, alur cerita dan pesan yang akan disampaikan. Siswa bebas memilih karakter atau tokoh yang akan dimunculkan. Kemudian pada saat proses mencipta siswa melakukan secara individu untuk memvisualkan ide dan desain komik tersebut sampai menjadi sebuah karya. Pastinya siswa mengalami kendala atau kesulitan, oleh karena itu perlu diberikan waktu tak terbatas untuk siswa berkonsultasi, baik itu via Whatsapp atau obrolan langsung melalui percakapan pesan atau telepon. Siswa mengunggahhasil karyanya di laman Instagram, Whatsapp Grup, atau pada saat pertemuan melalui aplikasi Zoom. Terbukti, kekuatan visual dari komikyang dibuat siswa selai nmenyenangkan, juga memudahkan pembaca menerima pesan yang ingin disampaikan. (*)