Senin, 22 Desember 2025

Silaturahim yang Kreatif dan Dinamis

- Jumat, 13 Agustus 2021 | 06:29 WIB
Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar (Ketua MUI Kota Depok) RADARDEPOK.COM - Fakta hidup membuktikan bahwa manusia membutuhkan teman atau sahabat dalam menjalani roda kehidupan. Mulai dari patner pasangan hidup suami-istri sampai hubungan sosial kemasyarakatan yang lebih luas. Antara satu dengan lainnya saling membutuhkan dan saling melengkapi. Akan tetapi dalam kenyataan hidup ini tidak semua orang bisa memetik buah pertemanan atau persahabatan. Bahkan tidak sedikit orang yang kecewa hingga putus silaturrahim. Tentu saja hal ini sanat disayangkan. Karena memutus persahabatan sama dengan memutus rezeki. Karena rezeki selalu datang lewat teman atau lewat orang lain. Baik orang itu sederajat atau lebih tinggi derajat ekonomi dan sosialnya. Oleh karena itu Islam mengajarkan melalui contoh teladan Nabi Muhammad SAW. Beliau ajarkan bahwa silaturrahim yang baik itu bisa mendatangkan rezeki dan memanjangkan umur. Lalu silaturrahim yang bagaimana yang bisa mempunyai efek positif bagi kita?  Yaitu silaturrahim yang membuka hubungan transparan dan tulus ikhlas tanpa pamrih di balik hubungan tersebut. Karena setiap manusia selalin memiliki panca indera fisik, juga mempunyai indera ke-enam atau mata batin. Hubungan silaturrahim yang dibangun atas dasar keikhlasan akan dapat dirasakan nyaman oleh kedua belah pihak. Merasa damai dan menambah keakraban. Sebagai contoh ketika seseorang berjumpa dengan temannya dianjurkan untuk mengucapkan salam (As-Salaamu alaikum). Karena sapaan yang diawali dengan ucapan salam akan membawa berkah dalam komunikasi tersebut. Mengapa demikian? Karena ucapan salam itu selain menimbulkan hubungan batin juga menjadi doa bagi temannya yang berjumpa saat itu. Artinya semoga anda peroleh keselamatan. Dan tentu saja mengucapkan salam ada tatacaranya. Lakukan ucapan salam dengan pengucapan yang benar sesuai dengan ejaan Arab, seperti yang diajarkan oleh Nabi SAW. Kedua ucapkan salam dengan ketulusan dan wajah yang berseri, bukan wajah yang cemberut. Di situlah makna senyum yang diajarkan oleh Nabi SAW. sarat dengan arti. Yaitu senyuman yang dianjurkan adalah senyuman yang tulus yang betul-betul timbul dari hati yang paling dalam. Maka senyuman itu bisa menambah keakraban di antara sesama. Sabda Nabi SAW, “Tabassumuka fie wajhi akhika shadaqatun”, senyum mu di hadapan teman mu bernilai sedekah.” Ternyata sangat dahsyat makna senyuman yang tulus itu. Bisa menambah keakraban dalam persahabatan. Baik itu senyuman isteri kepada suami atau sebaliknya dari suami kepada istri. Bahkan dengan siapa saja teman kita yang kita beri senyuman akan merasakan getaran bahagia. Ketika kita menyadari betapa pentingnya membangun hubungan silaturrahim yang baik, maka kita akan selalu berusaha membangun silaturrahim yang semakin hari semakin baik. Dengan begitu, maka kita akan selalu berusaha bagaimana cara meningkatkan hubungan agar selalu menambah keakraban. Dengan selalu instrospeksi, apakah saya tadi sudah mengucapkan salam atau belum. Kalau sudah, apakah salam saya sudah fasih atau dengan menucap salam yang asal-asalan hanya di bibir sambil lalu saja. Demikian juga apakah saya tadi menghadapkan wajah saya kepada teman saya atau sekedar mengucap tanpa melihat teman. Bahkan sambil melihat sesuatu di arah lain? Belum lagi masalah jabat tangan (mushafahah). Apakah saya berjabat tangan hanya sekedarnya saja, bahkan ketika berjabat tangan tadi apakah sambil menatap wajahnya, atau sambil menengok yang lain (buang muka). Dan begitu seterusnya etika bersilaturrahim yang diajarkan oleh Nabi SAW. Dengan memikirkan hal-hal yang praktis dalam dasar-dasar komunikasi seperti itu, maka kita akan selalu kreatif dan dinamis membangun silatuttahim dengan teman. Dan usaha untuk selalu meningkatkan itulah yang bisa menjadikan hubungan yang langgeng dan mendamaikan. Dan berdampak pahala yang disediakan di akhirat kelak oleh Allah SWT. Jadi amal dunia menjadi investasi akhirat. Semoga kita yang membaca tulisan ini memperoleh inspirasi walau hanya setetes. Wallahu a’lam.(rd) Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X