Ikravany Hilman mengusulkan agar program ini ditunda sementara hingga persiapan, termasuk edukasi dan pelatihan telah dilaksanakan dengan baik.
Dengan demikian, penundaan program ini dianggap sebagai langkah yang tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga memastikan kesuksesan program fokus pada distribusi nutrisi dan pemahaman gizi yang benar di kalangan masyarakat.
"Terpenting program ini sukses, bukan berapa banyak masyarakat yang di dikasih makan, tapi berapa banyak nutrisi yang tersebar," tegas Ikravany Hilman.
Baca Juga: Ketua KPK : Firli Bahuri Dinilai Spesial di Hadapan Hukum, Ini Alasannya
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati tak menampik, sosialisasi untuk menjalankan program itu memang terkesan dadakan. Sebab, pelaksanaannya dilakukan satu minggu sebelum program PMT balita stunting itu digulirkan.
Belum lagi, kata Mary Liziawati, tidak ada anggaran yang dapat dialokasikan untuk menggelar sosialiasi secara tatap muka kepada kader posyandu, puskesmas, pengantar makanan atau ocan bananas hingga vendor penyedia makanan tersebut.
Sehingga, Mary Liziawati mengaku, sosialisasi yang dilakukan secara online tidak tersampaikan dengan baik kepada peserta.
Baca Juga: Lolos Administrasi, 51 Calon Komisioner KPU Kota Depok Disaring Seleksi Tertulis dan Tes Psikologi
Mary Liziawati berdalih, anggaran senilai Rp4,9 miliar yang dikucurkan pemerintah pusat ke Kota Depok itu hanya mencukupi untuk menangani balita stunting. Salah satunya, lewat pemberian makanan tambahan.
"Kita upayakan dalam waktu dekat melakukan sosialisasi kembali, karena memang tidak ada anggaran untuk pertemuan, karena anggaran DID ini benar-benar difokuskan untuk penanganan kepada sasaran," ungkap Mary Liziawati.
Kedepan, Mary Liziawati berjanji, Dinkes Kota Depok akan melakukan sosialisasi kembali agar program PMT balita stunting Tahun 2023 dapat berjalan sesuai tujuannya yaitu mengedukasi serta memberikan nutrisi tambahan bagi balita stunting.
"Mungkin kami secara online saja kami mengundang kembali untuk melakukan sosialisasi-sosialisasi. Kita akan terus sosialisasikan kepada masyarakat bahwa kudapan ini memang kecil tapi nilai gizinya sangat tinggi," terang Mary Liziawati.
Selanjutnya, kata Mary Liziawati, pihaknya akan terus mengevaluasi pelaksanaan program tersebut yang pada awal pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik. Bahkan, terus menjadi polemik hingga saat ini.
"Namun, di awal pelaksanaannya, dengan Pemberian Makanan Tambahan atau program PMT untuk mengatasi stunting ada sejumlah kelemahan. Jadi, dari kelemahan yang terjadi di awal program PMT itu, sudah kami catat dan selanjutnya kami perbaiki. Jadi disaat awal pelaksanaan, ada sejumlah wilayah yang menu PMT tidak sesuai. Ditambah lagi keluarga yang anaknya memperoleh PMT belum memahami tahapan program PMT tersebut,” beber Mary Liziawati.
Artikel Terkait
Ini Tujuan KPU Adakan Bimtek Hukum Acara Sengketa
Kejuaraan Judo Jakarta Open Tahun 2023 Resmi Di Gelar
Jangan Asal Pilih! ini Daftar Makanan yang harus ada di Menu Stunting Menurut Kemenkes
Ganjar Pranowo Bahas UU Pesantren Saat Bertemu Ulama se-Jabar
CB150X Adventure Indonesia Chapter Cirebon Resmi Terbentuk, Ingatkan Budaya Timur
Komunitas Honda CS1 Gelar Gathering Nasional di Bandung, Bertahan hingga 15 Tahun
TKD Jawa Tengah Prabowo-Gibran Dipenuhi para Tokoh, Kukrit SW Jadi Ketua