Debat Kedua Pilkada Depok: Seru, Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok Saling Serang hingga Buka-bukaan

Selepas Supian Suri memberikan respon atas jawaban Paslon nomor 1, kemudian Paslon nomor 2 mendapatkan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada Paslon nomor 1. Pada sesi ini, Supian Suri yang memberikan pertanyaan.

“Di era sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat. Dan Pemerintah semakin dituntut untuk mengantisipasi permasalahan serta tantangan yang ada di masa depan. Demikian halnya dengan Kota Depok. Dalam rangka mempersiapkan generasi muda, Depok menyongsong generasi emas 2045, di dalam dokumen RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Depok 2025-2045, tertuang salah satu arah kebijakan yang terkait tentang pendidikan program studi STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics). Pertanyaannya, bagaimana pandangan Paslon nomor 1 terkait dengan ini?,” tanya Supian Suri.

Dalam hal ini, Ririn Farabi Arafiq yang menjawab pertanyaan Paslon nomor 2. Menurutnya, perkembangan teknologi yang pesat ini memang menjadi salah satu masalah. Tergantung penggunanya, hal ini bisa menjadi kegiatan positif maupun negatif.

“Namun yang namanya kemajuan harus didukung dengan hal-hal yang positif. Banyak kemajuan teknologi yang bisa dikembangkan dengan berbagai kreativitas dari anak-anak kita. Untuk itu tetap kami dukung. Dengan teknologi, kita bisa meraih dan melakukan apapun.

Dan Imam–Ririn memiliki program yang namanya Depok smart city dan Depok quick response. Itu adalah teknologi. Dengan teknologi ini, setiap ada pengaduan atau apapun dari masyarakat dapat dilakukan dari jarak jauh, dan ini sedang kami kembangkan,” kata Ririn Farabi Arafiq.

Selepas Ririn Farabi Arafiq memberikan jawabannya, giliran Imam Budi Hartono yang turut merespon. Pada kesempatan itu ia menyampaikan, selama Imam Budi Hartono menjadi Wakil Walikota Depok, Pemkot Depok tidak pernah bekerja sendiri. Karena Pemkot Depok selalu bekerja secara pentahelix. Artinya, Pemkot Depok turut melibatkan berbagai unsur.

“Pemkot Depok itu selalu melibatkan berbagai unsur. Perguruan tinggi, media, pebisnis, komunitas, serta masyarakat. Jadi, salah satu contoh adalah program P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera), di mana seluruh komponen masyarakat dilibatkan dalam berbagai hal. Untuk masalah pendidikan, Insya Allah jika adanya kerjasama dengan perguruan tinggi beserta pelatihan keterampilan khusus, kami bisa menyiapkan anak-anak kita lebih baik dalam masalah teknologi dan lain sebagainya,” terang Imam Budi Hartono.

Selepas Paslon nomor 1 menjawab pertanyaan, giliran Paslon nomor 2 memberikan tanggapan atas jawaban yang telah diberikan. Pada sesi ini, Supian Suri memberikan tanggapan atas jawaban tersebut. Menurutnya, jawaban Paslon nomor 1 cukup memprihatinkan.

“Ini saya cukup prihatin dengan jawabannya, karena yang jawab ini sudah berpengalaman katanya. Pak Imam, terkait tentang STEM ini tertuang dalam Perda Kota Depok No12 Tahun 2024, di mana di RPJMD kita, ini menjadi arahan dari pembangunan nasional. RPJMD provinsi dan RPJMD kota, di mana STEM ini adalah titik di mana masyarakat kita didorong untuk kuat di dalam Science, Technology, Engineering, dan Mathematics. Karena ilmu inilah yang nantinya ke depan akan lebih beradaptasi dengan perkembangan kedepannya, sehingga cerita ini tidak lari-lari ke P2WKSS segala, tetapi bagaimana kita menyiapkan anak-anak kita kuat dalam bidang ini. Makanya, kami menyiapkan Bimbingan Belajar (Bimbel) gratis bagi 10 ribu siswa agar bisa masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri)," kata Supian Suri.

Usai ditanggapi oleh Paslon nomor 2, kini giliran Paslon nomor 1 berkesempatan untuk merespon dari tanggapan Paslon nomor 2. Pada sesi ini, Imam Budi Hartono memberikan tanggapan. Menurutnya, dari apa yang telah disampaikan Paslon nomor 2 merupakan program yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

“Lembaga Kursus Pelatihan atau LKP yang merupakan bagian dari Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), sudah kami lakukan selama ini. Insya Allah, pengembangan-pengembangan kerjasama secara pentahelix, merupakan bagian penting dalam membangun Kota Depok,” terang Imam Budi Hartono menutup segmen empat.

Kemudian pada segmen kelima, masing-masing Paslon dipersilakan untuk tanya jawab sesuai dengan tema debat. Yakni sosial dan pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, serta ketahanan keluarga. Pada sesi tanya jawab tersebut, Paslon nomor 2 diberikan kesempatan lebih dulu untuk memberikan pertanyaan kepada Paslon nomor 1.

“Yang ingin kami tanyakan adalah, mengapa di era digital saat ini Paslon nomor 1 masih mengeluarkan kartu-kartu. Hari gini masih mengeluarkan kartu-kartu. Pertanyaan kedua, program-program dijalankan sepertinya belum mengadopsi prinsip GEDSI (gender equality, disability, dan social inclusion). Jadi dalam program yang ditawarkan, bagaimana tanggapan Paslon nomor 1?,” tanya Supian Suri.

Setelah Paslon nomor 2 melemparkan pertanyaan, giliran Paslon nomor 1 memberikan jawaban. Pada sesi ini, Ririn Farabi Arafiq yang lebih dulu memberikan jawaban. Ia mengatakan, kartu yang digunakan itu merupakan sebagai tanda, sama halnya dengan KTP. Bentuknya kartu tetapi di digital pun juga ada.

“Sama dengan KTP. Bentuk fisiknya ada dan digitalnya ada. Makanya sekarang itu namanya KTP Elektronik. Bahkan, Imam–Ririn akan membangun aplikasi Depok quick response, berbasis teknologi, di mana semua pengaduan warga bisa melalui aplikasi ini. Jadi, untuk itu kartu tetap digunakan, sama halnya dengan KTP,” kata Ririn Farabi Arafiq.