Menurut Abdul, peringatan dari BMKG harus menjadi perhatian serius masyarakat dan pemerintah daerah demi meminimalisasi dampak buruk yang akan ditimbulkan.
Adapun dalam peningkatan kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan cara mengintensifkan pengecekan pada kawasan aliran sungai, perbukitan, tebing curam, mempersiapkan peralatan, anggaran dan termasuk menetapkan status tanggap darurat bencana.
“Kalau daerah sudah langganan bencana segeralah menetapkan status tanggap darurat sehingga pemerintah pusat dalam hal ini BNPB bisa memberi pendampingan kepada daerah,” ujarnya.
Baca Juga: La Nina Ancam Nataru hingga Maret 2025, Depok Berstatus Waspada
Berdasarkan data rekapitulasi BNPB banjir dan tanah longsor mendominasi kejadian bencana pada sejumlah daerah di Pulau Jawa dari 2-9 Desember 2024. Masing-masing Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Cianjur, Sukabumi, Kabupaten Bogor, Pasuruan, Sumenep, Malang, Bandung Barat, dan Cilacap.
Terpisah, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok, Adnan Mahyudin menjelaskan, menyatakan kesiapsiagaannya untuk membantu masyarakat dalam menghadapi potensi bencana banjir maupun longsor.
“Saat ini curah hujan dengan intensitas tinggi masih kerap terjadi,” tutur dia kepada Harian Radar Depok, Selasa (10/12).
Adnan Mahyudin menyiagakan petugas di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar di setiap kecamatan. Termasuk, sarana dan prasarana pendukung seperti mobil pemadam atau perahu karet.
"Kami terus bersinergi dengan perangkat daerah mulai dari jajaran dinas terkait, unsur kecamatan, unsur kelurahan, hingga seluruh lapisan masyarakat," tutur dia.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat terkait bantuan yang bisa diberikan untuk Kota Depok dan monitor kondisi cuaca ekstrem dengan BMKG.
Baca Juga: Harun Masiku Masih Raib, KPK Dituding Tebar Gimmick
“Kami juga sedang melakukan analisis kebutuhan peralatan, SDM dan logistik untuk menghadapi bencana banjir. Kami juga berkoordinasi dengan Dinkes untuk aktivasi 119 dan faskes kesehatan jika ada warga yang terdampak kesehatannya akibat cuaca ekstrem,” tegas dia.
Guna mengantisipasi potensi bencana, Adnan Mahyudin juga mengimbau masyarakat untuk melakukan sejumlah langkah. Yaitu membuang sampah pada tempatnya, rajin membersihkan selokan dan saluran air, menjaga kelestarian alam, membuat sumur resapan, memperbanyak ruang terbuka hijau, membuat lubang biopori, serta membuat saluran air yang baik.
"Semoga dengan langkah yang dilakukan dapat meminimalisir dampak dari cuaca ekstrem ini," ujar dia.
Artikel Terkait
Sukabumi Darurat Bencana : 27 Desa Dihujam Banjir Bandang, Pergerakan Tanah, hingga Tanah Longsor
BMKG Angkat Suara Soal Sukabumi Dikepung Bencana : Cuaca Ekstrem Diperkirakan Masih Terjadi Tiga Hari ke Depan
Pemerintah Sukabumi Tarik Tuas Status Tanggap Bencana, Ini Rincian Cuaca Ekstrem yang Terjadi di Berbagai Wilayah
Prof Heri Hermansyah Resmi Jabat Rektor UI Periode 2024 hingga 2029
Ketua KPU Jawa Barat, Ummi Wahyuni Gugat Putusan DKPP, Pengamat Politik Endus Kejanggalan
Bencana Sukabumi Terkini! 3 Warga Meninggal, 4 Hilang : Listrik Padam, Air Bersih Sulit
Bencana Sukabumi Terkini : 14 Titik Jalan Provinsi Terputus, Perbaikan Dikebut 1,5 Bulan, Sementara Bantuan Lewat Laut